ISI Denpasar | Institutional Repository

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah

I Putu , Arya Sumarsika (2011) Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah. Artikel Bulan Agustus (2011), 2 (8). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah) - Published Version
Download (147kB) | Preview

Abstract

Dalam membangun atau membentuk bilah untuk mengubah dari bentuk asalnya menjadi bentuk yang baru, dengan mengalami proses-proses pemanasan dan penempaan yang bertahap sesuai cara kerja pande gamelan yang ada di Blahbatuh. Adapun urut yang dikerjakan pande gamelan adalah sebagai berikut : Natap adalah proses meratakan sisi laklakan yang pada awal pengambilan dari penyangkan tidak begitu bagus bentuknya, pada proses natap ini pande mempergunakan palu berat 3 kg dan ditempa pada landesan penguadan. Ngeteb adalah suatu proses penempaan pada bagian sisi panjang bilah, proses ngeteb ini merapikan bentuk yang didapat dari laklakan. Tahap ngeteb menggunakan palu seberat 3 kg dan ditempa pada landesan Penguadan. Nguad adalah suatu proses meratakan semua sisi bilah sekaligus memperpanjang ukurannya dari ukuran yang didapat dari bentuk laklakan. Dalam proses nguad ini pande mengambil beberapa bilah laklakan yang akan dijadikan bilah yang ukurannya sama, dan ke empat bilah tersebut dimasukkan ke dalam perapen yang apinya sudah dipersiapkan. Semua laklakan harus ditutupi oleh arang sehingga tidak sedikitpun terlihat, bilamana ada bagian laklakan yang tidak tertutup oleh api pada proses nguad akan memakan waktu lama. Kalau laklakan sudah cukup merah, diangkat dan ditempa di atas lendasan penguadan. Dalam pengerjaan ini pande memukul bagian atas bilah tempaan tahap awal ini bertujuan membuat rata kedua bilah sisi laklakan dan memperpanjang ukurannya hingga mencapai panjang ukuran bilah yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan ini beberapa bilah laklakan akan naik–turun dari perapen sampai 8 (delapan) kali. Yang dimaksud dengan “naik turun api”, berarti dibakar di dalam api ; naik berarti ditempa di atas landesan sehingga mendapat bentuk yang diinginkan. Ngedonin adalah suatu proses pembentukan “usuk” dari bilah yang menyerupai limas persegi panjang. Dalam pekerjaan membuat usuk pande mengunakan landesan penguadan. Pengerjaan ini menggunakan palu penguadan dan jatuh pukulan palu di pinggir sebelah kiri dan kanan dan dapat menegaskan bentuk awal laklakan dan tahap ini menggunakan landesan paron. Pada waktu pengerjaan usuk, berarti memperlebar ukuran muka bilah itu sendiri. Dalam proses ini bilah akan mengalami naik turun api selama empat kali. Ngesongin adalam proses pembuatan lubang/gegorok yang nantinya berfungsi sebagai tempat tali untuk menggantung bilah di pelawah gamelan itu sendiri. Pada pembuatan lubang bilah ini pande telah memperhitungkan jarak yang tepat, kelainan jarak dalam pembuatan lubang akan mempengeruhi bunyi dan dari segi bentuk sesudah jadi nantinya. Ukuran yang tepat untuk pembuatan gamelan berbilah adalah dengan mengukur panjang bilah : 4 di dapatlah lobang untuk bilah. Pembuatan lubang gegorok dilakukan pada waktu bilah sedang berwarna merah ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam pengeboran. Dalam hal ini masih menggunakan bor manual yang bertujuan, jika pada proses ini menggunakan bor listrik alat ini akan mengalami kerusakan. Nyepuh suatu proses dimana pada tahap ini bilah sudah bisa dibilang selesai dalam tahap penempaan. Tahap penyepuhan dilakukan dengan menurunkan kembali bilah yang sudah mengalami tahap nguad, ngedonin, dan ngesongin dan dipanaskan sampai bilah berwarna merah kemudian diangkat dari perapen langsung dimasukkan ke dalam bak yang sudah berisi air yang sudah dipersiapkan. Tahap penyepuhan ini bertujuan agar krawang cepat mengeras. Bilamana pada tahap penyepuhan ini sudah selesai, maka selesailah sementara untuk penggunaan perapen. Narik adalah proses dimana bilah yang sudah mengalami penyepuhan ditempa kembali untuk merapikan bekas-bekas pukulan palu pada proses pembentukan serta merapikan bentuk bilah. Dalam hal ini bilah tidak mengalami pemanasan ini dikarenakan melihat sifat krawang jika dipanaskan akan menjadi lunak jika ditempa, maka bilah tidak dipanaskan hanya ditempa dengan palu berat 3 kg dengan menggunakan landesan penguadan.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 27 Sep 2011 05:33
Last Modified: 27 Sep 2011 06:08
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1099

Actions (login required)

View Item View Item