ISI Denpasar | Institutional Repository

Sarana Pertunjukan Wayang Calonarang Lakon Kautus Rarung Dalang Ida Bagus Sudiksa

I Ketut, Gina (2011) Sarana Pertunjukan Wayang Calonarang Lakon Kautus Rarung Dalang Ida Bagus Sudiksa. Artikel Bulan September (2011), 2 (9). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Sarana Pertunjukan Wayang Calonarang Lakon Kautus Rarung Dalang Ida Bagus Sudiksa) - Published Version
Download (90kB) | Preview

Abstract

1). Gedebong Gedebong atau pohon pisang dalam pertunjukan Wayang Kulit berfungsi untuk tempat menjejerkan wayang-wayang yang mengambil posisi di kelir. Pada saat tokoh wayang yang dimainkan berada pada posisi berdiri, menunduk, maupun duduk, tangkai wayang ditancapkan pada gadebong. Gadebong juga berfungsi untuk menancapkan kayu perentang pada pinggir kelir (kanan dan kiri) dengan posisi vertikal (jelujuh), agar kelir menjadi kencang dan tidak tertekuk-tekuk. Di dalam kitab Dharma Pewayangan disebutkan bahwa gadebong merupakan lambang Pertiwi atau tanah, kelir adalah lambang akasa atau langit dan blencong lambang teja (Triodasa Saksi), yang meliputi Surya, Candra, Wintang Tranggana. Ketiga-tiganya merupakan bagian dari Panca Maha Buta (akasa, teja, bayu, apah, pertiwi). 2). Kelir Kelir adalah kain putih dibentangkan untuk menggelar wayang, dimana nanti akan muncul bayangan wayang. Dalam Dharma Pewayangan, kelir adalah simbol langit, juga yang membatasi dalang dengan penonton. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan, banyak sekali penonton yang ingin menonton dari balik kelir, agar dapat melihat langsung dalangnya. Pada pagelaran wayang inovatif cenderung menggunakan gayor sebagai tempat untuk mengikatkan tali pembentang kelir. Gayor ada yang dibuat sangat mewah sesuai dengan kebutuhan pertunjukan. Bahannya dari kayu pilihan, ditatah oleh tukang ukir yang berpengalaman, ukiran ini kemudian dipoles dengan cat dasar berwarna merah, kemudian dicat dengan cat warna emas, lazimnya disebut prada, sehingga akan menimbulkan kesan mewah. Ukuran kelir pagelaran wayang inovatif sangat bervariasi, ada yang standar, adapula yang dibuat sangat besar. Hal seperti ini disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan oleh dalang yang akan melakukan pertunjukan. Hal seperti itu sudah tentu akan berpengaruh terhadap penilaian dari masyarakat peminatnya. Kelir yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa adalah kelir yang berukuran normal sesuai dengan ukuran standar kelir tradisi yaitu 2,50 x 1,25 meter.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 18 Nov 2011 02:04
Last Modified: 18 Nov 2011 02:04
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1173

Actions (login required)

View Item View Item