Saptono, S.Sen
(2004)
Karawitan Pakeliran Kolaborasi Wayang Jawa Bali.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Abstrak
Pertunjukan Wayang Kulit yang merupakan salah satu seni budaya nasional Indonesia dikenal sebagai seni tradisional adiluhung multi medium. Khususnya wayang kulit di Jawa dan Bali, keberadaannya masih banyak digemari oleh masyarakat pendukungnya. Seni pewayangan kedua daerah ini erat kaitannya dengan kehidupan adat dan keagamaan.
Dalam perkembangannya wayang kulit Jawa sekarang fungsinya sudah sedikit mulai bergeser ke arah hiburan. Lain halnya dengan seni pertunjukan wayang Bali yang pada fungsinya masih dialokasikan pada kepentingan relegius dan upacara adat. Walaupun dalam perkembangan sekarang ada beberapa dalang yang mencoba mengkemas pertunjukan wayang Bali ke arah hiburan.
Dari ulasan sekilas latar belakang sejarah tersebut diatas, menunjukkan bahwa pertunjukan wayang Jawa dan Bali memiliki beberapa persamaan maupun perbedaan yang menarik untuk dikaji. Komponen-komponen yang banyak menunjukkan persamaan terutama muncul dalam penggunaan lakon, teknik pertunjukan, dan fungsi pertunjukan. Baik di Jawa maupun di Bali pertunjukan wayang kulit sama-sama didominasi oleh pengunaan lakon Mahabrata, yakni lakon yang sejak lama telah dikenal baik di kedua pulau ini. Dari segi teknik penyajian pertunjukan wayang kulit Jawa dan Bali merupakan sebuah drama atau pertunjukan teater bayang-bayang yang sama-sama memakai ciri khas yang esensial. Seorang dalang memainkan figur boneka wayang kulit didepan selembar layar putih yang lebar, dan pada waktu yang bersamaan melagukan dan mengucapkan dialog dan narasi diiringi dengan musik gamelan. Lakon-lakon yang mendominasi dunia pewayangan di kedua daerah ini sama-sama bersumber pada epos Mahabarata dan Ramayana. Dari segi fungsi pertunjukan, wayang kulit Jawa dan Bali sama-sama terkait dengan kepentingan adat, sosial, ritual, dan kepercayaan. Dari segi bahasa, wayang kulit Jawa dan Bali juga sama-sama menggunakan bahasa kawi arkais ataupun bahasa jawa kuno. Baik itu yang terdapat pada narasi, dialog dan pada lirik-lirik lagu/vokal.
Dengan adanya persamaan dan perbedaan dari dua gaya pertunjukan wayang yang berlainan ini, sangat memungkinkan untuk digabungkan dalam sebuah pertunjukan. Karena kedua gaya daerah ini memiliki ciri khas pertunjukan yang unik dan menarik. Pertunjukan wayang Jawa memiliki sajian yang atraktif dari teknik gerak-gerak wayangnya, sedangkan wayang Bali memiliki kekhasan dalam hal tutur dan fungsi panakawan sebagai penterjemah.
Perpaduan kedua pakeliran yang berbeda daerah ini penggarap sajikan dalam sebuah pertunjukan “Kolaborasi Wayang Jawa Bali dalam Lakon Ciptoning”.
Actions (login required)
|
View Item |