Saptono, S.Sen
(2002)
Penataan Musik derap Nusantara Derap Nusantara.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Abstrak
Garapan ini berangkat dari tawaran Kepala Dinas Penerangan (Badan Informasi dan Telematika) Propinsi Bali Bapak Drs I Gede Ngurah, selaku ketua pelaksana Pameran Pembangunan Ptopinsi Bali tahun 2001. Beliau menawarkan tema lewat Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara di Bali Kita Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan RI. Dengan menyanggupi dan mencermati tawaran tersebut, saya akhirnya sepakat. Garapan ini melibatkan semua paguyuban etnis nusantara dan untuk masing-masing paguyuban menampilkan busana dari daerah asal.
Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara Propinsi Bali didirikan tahun 2001. Forum komunikasi paguyuban etnis ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. I Gede Suyatna. Jumlah yang tercatat ada 27 paguyuban daerah (etnis), yaitu: (1) Ikatan keluarga Batak (Sumatra Utara), (2) Ikatan Keluarga Minang Saiyo Minang Kabau (Sumatra Barat), (3) Paguyuban Mangle (Jawa Barat), (4) Paguyuban Banyumasan (Jawa Tengah), (5) Ikatan Keluarga Surakarta Hadiningrat (Jawa Tengah), (6) Paguyuban Kesuma/Eks Karesidena Surakarta (Jawa Tengah), (7) Paguyuban Ngeksigondo (Jogjakarta), (8) Ikatan Keluarga Besar Flambomora (NTT), (9) Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMMAPA), (10) Ikatan Keluarga Maluku Bali “IKEMAL* (11) RKSS Kodya Denpasar Makasar Bugis, (12) Ikatan Keluarga Toraja (IKAT), (13) Ikatan Keluarga Sangihe Talaud (IKSAT), (14) Ikatan Keluarga Maesa (Minahasa), (15) Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa (PSMTI), (16) Ikatan Keluarga Ombay Alor (NTT), (17) Paguyuban Klong-Bring Alor (NTT), (18) Persaudaraan Warga Tegal (Jawa Tengah), (19) Ketua Forum KKB, (20) Kerukunan Keluarga Madura, (21) Paguyuban Keluarga Sidoarjo (Jawa Tmur), dan tahun 2004 ditambah, (22) Lembaga Adat Kebudayaan Aceh (Laka), (23) Ikatan Keluarga Taliwang (Jabar), (24) Paguyuban Keluarga Sindoro Sumbing Temanggung (Jateng), (25) Ikatan Keluarga Pagerboyo Surabaya (Jatim), (26) Ikatan Keluarga Malang (Jatim), (27) Ikatan Keluarga Andalas Selatan.
Dengan demikian, mengingat masing masing asal paguyuban etnis memiliki Lagu-lagu daerahnya, maka dengan semangat kedaerahan guna terwujudnya masyarakat Bhineka Tunggal Ika yang mampu mengemban motto: Dimana Bumi Dipijak, Disana Langit Dijunjung” .
Actions (login required)
|
View Item |