ISI Denpasar | Institutional Repository

Bima Swarga

I Gede, Oka Surya Negara, SST.,M.Sn (2009) Bima Swarga. Working Paper. ISI Denpasar.

[img]
Preview
PDF (Cover Bima Swarga) - Cover Image
Download (67kB) | Preview

Abstract

Deskripsi karya : Dikisahkan Dewi Kunti berniat mengadakan upacara Dewa Yadnya, namun karena ada Pandu dan Dewi Madri yang belum diupacarai, maka Kunti meminta anaknya (Panca Pandawa) untuk menjemput roh Pandu dan Dewi Madri ke Yamaloka. Panca Pandawa saling berdebat, siapa yang bersedia pergi menjemput ayah dan ibunya. Akhirnya Sang Bima bersedia pergi. Dengan kekuatan dan kemampuan Angkus Perananya, Dewi Kuti, Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sahadewa dimasukkan kedalam tubuhnya. Lalu berangkatlah Bima. Di Yamaloka, pasukan Cikrabala mempersiapkan pengadilan para roh. Bima yang baru tiba ikut diadili. Keributan pun terjadi. Cikrabala yang dikalahkan oleh Bima lalu melapor kepada Bhatara Yama. Terjadilah perkelahian, dan Bhatara Yama dapat dikalahkan. Karena kekalahan Bhatara Yama, Bima akhirnya diijinkan mencari roh orang tuanya di kawah. Bima mengobok-obok kawah Candra Dimuka. Semua roh dinaikkan, karena dia tidak menemukan orang tuanya. Bhatara Yama kembali menegur Bima dan membantu menemukan roh orang tuanya. Dihadapan Bima terhampar dua gumpalan roh. Bima dengan kemampuan Angkus Perananya, mengeluarkan Dewi Kunti dan saudaranya dari dalam tubuhnya. Dewi Kunti meminta kepada ank-anaknya untuk menghaturkan sembah guna membentuk kembali tubuh Pandu dan Madri. Awalnya Bima tak mau menyembah, namun Nakula membohongi Bima dengan mengatakan panjang jarinya tidak sama. Bima mengatupkan kedua tangannya, tanpa sadar telah melakukan sembah. Maka terbentuklah tubuh Pandu dan Madri, namun belum dapat bicara. Kembali Kunti mengutus Bima mencari Tirta Maha Pawitra kepada Bhatara Bhayu. Kehadiran Bima yang mendadak membuat Bhatara Bhayu marah dan lalu membunuh Bima. Sampai tiga kali Bima dibunuh, tetapi hidup kembali. Bhatara Bhayu akhirnya mengijinkan Bima mengambil Tirta Maha Pawitra yang dijaga oleh Naga Antaboga. Terjadi lagi perkelahian di dalam laut antara Naga dan Bima. Gelombang air laut menjadi kacau, kadang menghantam tubuh Bima dan Naga yang sedang berperang. Akhirnya Naga Antaboga dapat ditaklukkan, dan Tirta Maha Pawitra dapat diraihnya. Selanjutnya. akhir pementasan ini bukan saja menjadi tontonan, tapi juga menyampaikan tuntunan/pesan untuk dijadikan sebuah cerminan bagi seorang anak yang berbakti kepada orang tua (Suputra).

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Performing Arts Faculty > Dance Department
Depositing User: Ni Made Dwi Oktaviani
Date Deposited: 16 May 2012 01:48
Last Modified: 16 May 2012 01:48
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1398

Actions (login required)

View Item View Item