ISI Denpasar | Institutional Repository

Karya Arsitektur Tanpa Kehadiran Seorang Arsitek "Profesional" (Architecture Without Architect)

Ida Ayu, Dyah Maharani, ST., MDs (2013) Karya Arsitektur Tanpa Kehadiran Seorang Arsitek "Profesional" (Architecture Without Architect). Documentation. ISI Denpasar.

[img]
Preview
PDF (Cover Karya Arsitektur Tanpa Kehadiran Seorang Arsitek Profesional (Architecture Without Architect))
Download (93kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Kebanyakan orang bila ditanya, barangkali akan berkata bahwa arsitektur bermula sebagai tempat bernaung. Memang, bangunan-bangunan yang pertama adalah tempat tinggal, dan orang memerlukan tempat bernaung agar dapat bertahan hidup. Namun tempat bernaung bukanlah merupakan satusatunya fungsi, atau bahkan bukan fungsi pokok dari perumahan. Lingkungan buatan (built environment) mempunyai bermacam-macam kegunaan, seperti : melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta harta miliknya dari elemen-elemen, dari musuh-musuh berupa manusia dan hewan, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam suatu dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan identitas sosial dan menunjukkan status, dan sebagainya. Dengan demikian, asal mula arsitektur dapat dipahami sebaikbaiknya bila orang memilih pandangan yang lebih luas dan meninjau faktorfaktor sosial budaya, dalam arti seluas-luasnya, lebih penting dari iklim, teknologi, bahan-bahan dan ekonomi. Perkembangan bentuk bangunan yang berkolong sampai ke bentukbentuk yang langsung di atas tanah, demikian pula perkembangan penggunaan pepohonan kasar sampai ke kayu yang diukir-ukir sampai penggunaan bata dan seterusnya, sangatlah sukar untuk diusut kembali secara tepat. Tetapi satu hal yang pasti bahwa perkembangan tersebut berjalan sejajar dengan perkembangan taraf kemajuan pemikiran manusia dalam mencari keselamatan bagi dirinya dengan cara mengatasi atau menghindarkan diri dari gangguan dan bahaya (alam, binatang dan manusia). Dengan kata lain, semakin cerdik dan tumbuh pulalah hasrat manusia untuk membuat sesuatu yang lebih baik, lebih kuat dan lebih indah. Alam semakin dikuasainya dan kemungkinan-kemungkinan baru pun dicarinya. Manusia sudah sejak lama merencanakan dan membuat bangunan. Sampai beberapa waktu yang lalu, adalah biasa untuk membedakan antara arsitektur dengan ‘bangunan biasa’, akan tetapi hal ini menjadi semakin sulit. Sudah pasti bahwa asal mula arsitektur lebih dini dari arsitek pertama, yang biasanya dianggap sebagai si perancang piramida berbentuk tangga di Mesir. Bahkan sekiranya orang memasukkan pembangunan rumah kepala-kepala suku dan bangunan-bangunan ritual, sebagian besar dari apa yang dibangun tidak dirancang oleh kalangan profesional yang pernah menempuh pendidikan akademik, tapi lebih merupakan dorongan ekspresi arsitektural yang sama yang mendorong rancangan gaya modern (yang dilakukan oleh para perancang profesional). Jadi dalam mempersoalkan asal mula arsitektur atau pemahaman tentang apakah arsitektur itu, harus memperhatikan tradisi rakyat atau tradisi yang disenangi masyarakat, bangunan-bangunan yang disebut ‘primitif’ atau ‘asli’ yang selalu merupakan bagian terbesar dari lingkungan buatan dan yang hakiki bagi setiap generalisasi yang asbah. Hal itulah yang mendorong terciptanya desain bangunan yang pertama, yaitu adanya hasrat untuk melindungi diri dari alam beserta isinya. Bangunan didesain dan dibangun oleh masyarakat biasa, bukan dari kalangan arsitektur profesional. Desain tersebut dibuat dengan tradisi turun menurun sehingga bangunannya antara satu dengan yang lainnya memiliki banyak kemiripan. Dalam perkembangannya, kemudian dikenallah dengan istilah karya-karya architecture without architects. Dalam proses pendesainannya, ide-ide dan konsep-konsepnya bukan diperoleh dari desainer yang dalam hal ini adalah arsitek profesional yang pernah menempuh pendidikan akademik arsitektur, melainkan diperoleh dari user atau calon pemakai bangunan itu sendiri yang juga sekaligus menjadi desainernya. Dapat dikatakan bahwa desain yang semacam ini disebut sebagai desain partisipator. Kata Kunci : karya arsitektur, tradisi, arsitek

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Interior Design Department
Depositing User: Ni Made Dwi Oktaviani
Date Deposited: 18 Apr 2013 07:10
Last Modified: 18 Apr 2013 07:10
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1595

Actions (login required)

View Item View Item