I Made, Ono Susanto
(2013)
PECALONARANGAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT RAMAYANA LAKON LAKSMANA HILANG OLEH DALANG DEWA RAI DI DESA PENINJOAN KANGIN, DENPASAR, KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI.
Documentation.
Isi Denpasar.
Preview |
|
PDF (PECALONARANGAN DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT RAMAYANA LAKON LAKSMANA HILANG OLEH DALANG DEWA RAI DI DESA PENINJOAN KANGIN, DENPASAR, KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI)
- Cover Image
Download (49kB)
| Preview
|
Abstract
ABSTRAK
Kesenian wayang kulit sebagai salah satu seni pertunjukan wayang kulit tradisi, mendapat tempat yang sangat istimewa di hati masyarakat Bali. Pertunjukan wayang kulit Bali dijiwai oleh unsur-unsur kebudayaan masyarakat Hindu, maka pertunjukan wayang kulit Bali merupakan kesenian yang utameng lungguh yang sangat disakralkan oleh umat Hindu.
Terdapat berbagai jenis bentuk pertunjukan wayang, salah satunya adalah wayang kulit Calonarang. Calonarang menggunakan sumber lakon ceritera Calonarang, sedangkan pecalonarangan menggunakan lakon selain ceritera Calonarang, namun masih bertemakan kekuatan magis (rwa bhineda). Pecalonarangan dalam bentuk pertunjukan wayang kulit, menggunakan berbagai macam sumber lakon. Pertunjukan wayang kulit tradisi konvensional menggunakan lakon dari epos Mahabharata dan epos Ramayana. Kedua sumber lakon ini, juga dimanfaatkan oleh seorang dalang pecalonarangan. Dewa Rai adalah seorang dalang dari Payangan Gianyar yang merupakan dalang wayang kulit Ramayana yang memasukkan unsur-unsur Calonarang dalam pertunjukannya, seperti dalam adegan pengerehan dan pengundangan. Dalam hal ini, menarik bagi penulis untuk mengkaji tentang Pecalonarangan dalam Pertunjukan Wayang Kulit Ramayana Lakon Laksmana Hilang oleh Dalang Dewa Rai di Desa Peninjoan Kangin, Denpasar.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan fungsi Pecalonarangan dalam Pertunjukan Wayang Kulit Ramayana Lakon Laksmana Hilang oleh Dalang Dewa Rai di Desa Peninjoan Kangin, Denpasar yang inovatif bernuansa mistik. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penyajian Bentuk, Fungsi Pecalonarangan dalam Pertunjukan Wayang Kulit Ramayana Lakon Laksmana Hilang oleh Dalang Dewa Rai di Desa Peninjoan Kangin, Denpasar. Landasan teori yang digunakan adalah teori estetika dan teori fungsi. Penelitian ini di rancang dalam bentuk penelitian kualitatif. Data dibedakan menjadi dua, yakni: data primer dan data sekunder. Sumber data dibedakan menjadi dua, yakni: (1) sumber data primer adalah sumber data yang berupa melihat langsung Pecalonarangan dalam Pertunjukan Wayang Kulit Ramayana Lakon Laksmana Hilang oleh Dalang Dewa Rai di Desa Peninjoan Kangin, Denpasar, yang sekaligus merupakan objek observasi, dan informan yaitu orang yang diwawancarai, dan (2) Sumber data sekunder adalah sumber data yang berupa buku-buku kepustakaan, surat kabar, jurnal, hasil penelitian sebelumnya.
Bentuk-bentuk pecalonarangan meliputi; a) antawacana (dialog), b) tetikesan (gerak wayang), c) iringan, d) wayang, e) tata cahaya, d) sesajen. Fungsi yang terdapat pada Pecalonarangan dalam Pertunjukan Wayang Kulit Ramayana Lakon Laksmana Hilang oleh Dalang Dewa Rai di Desa Peninjoan Kangin, Denpasar, yakni: fungsi estetika, fungsi hiburan, fungsi promosi dan fungsi kreativitas.
Kata kunci: Pecalonarangan, Wayang Kulit Ramayana, Bentuk dan Fungsi.
Actions (login required)
|
View Item |