I Made, Nova Antara
(2013)
JANMANTARA.
Documentation.
Isi Denpasar.
Abstract
Suatu pengalaman hidup baik atau buruk selalu kita ingat dan selalu kita jadikan sebuah pembelajaran, hal inilah yang mendorong penata untuk berkarya dan mewujudkan tari kreasi Janmãntara. Kata janmãntara itu sendiri barasal dari bahasa sensekerta yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) suku kata yaitu Janma atau jatma yang berarti manusia dan Antara berarti kelahiran yang berbeda, jadi kata Janmãntara dapat diartikan manusia yang terlahir berbeda atau kelahiran yang lain (Mardiwarsito:1981:249), berbeda yang dimaksudkan disini adalah lahirnya seekor kodok yang hidup dan memiliki kelebihan melebihi kemampuan manusia. Dibalik karya seni ini menyiratkan suatu pesan, nilai moral, etika dan estetika yang mendalam. Selain itu secara kebetulan Janmãntara yang penata angkat memiliki kesamaan suku kata pada nama penata yaitu, antara.
Pengalaman yang paling berkesan dalam hidup ini biasanya adalah pengalaman yang paling menyenangkan atau pengalaman yang paling menyakitkan, sama halnya dengan kisah Prabhu Jenggala, yang menceritakan tentang terlahirnya keturunan Jenggala ke dunia, sebagai godogan yang menyesali nasibnya, karena terlahir berupa binatang. Perasaan malu selalu menghantui hidupnya, secara diam-diam ia pergi ketengah hutan untuk bertapa meminta anugrah kepada Hyang Maha Kuasa. Setelah lama ia melakukan pertapaan, akhirnya muncul Dewa Siwa memberikannya anugrah yaitu merubah wujudnya menjadi manusia yang berwajah tampan, serta memberitahukan bahwa ia sebenarnya adalah keturunan Jenggala. Mengingat pengalaman hidupnya yang begitu tragis, Prabhu Jenggala selalu ingat akan jalan kehidupannya, dan selalu mengenang kebesaran Dewa Siwa yang memberikannya anugrah hingga saat ini Prabhu Jenggala dapat menjelma sebagai manusia yang tampan dan memiliki kekuasaan di kerajaan Jenggala
Actions (login required)
|
View Item |