Ni Ketut, Yuli Ardhyanthi D
(2013)
SABDHA HYANG.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Tari Bali, khususnya tari palegongan adalah salah satu jenis tari klasik yang memiliki ciri khas dan pakem tersendiri. Pada umumnya gerak-gerak dalam tari palegongan memiliki standarisasi atau pakem tertentu. Hal itu dapat dilihat dari agem, ngegol, nyeregseg, dan sebagainya yang sudah terstandarisasi dan menjadi ciri khas tari palegongan. Selain dinamis, indah dan abstrak, gerak-gerak tari legong penuh dengan makna yang berpenampilan luwes dan dapat membawa karakter berbeda-beda tergantung kebutuhan yang ditampilkan. Untuk membuat suatu garapan tari kreasi baru, penata memilih untuk menggarap tari kreasi palegongan agar dapat menampilkan berbagai peran dengan konsep palegongan.
Terkait dengan hal tersebut di atas, tari kreasi palegongan Sabdha Hyang diciptakan pada kesempatan ini yang walaupun merupakan tugas akhir yang wajib dipenuhi oleh penata, namun pada kesempatan ini penata juga akan menampilkan garapan tersebut dengan konsep baru yang dapat menyemarakkan tari kreasi baru di Bali.
Legong adalah tari klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terjalin erat dengan tabuh pengiring, yang konon banyak dipengaruhi oleh Gambuh. (Dibia, 2012 : 40).
Pola garapan tari ini memang masih berpijak pada pola-pola palegongan. Dipilihnya bentuk tari kreasi palegongan sebagai pola garapan, tentu atas dasar potensi yang dimiliki antara lain, (a) karena seringnya menarikan tari legong, sehingga penata terbiasa dan lebih mudah menghayati dan menyatukan jiwa legong, dalam diri penata, sehingga mendorong keinginan penata untuk membuat garapan tari kreasi palegongan; (b) penata merasa lebih mantap membawakan tarian dalam bentuk tari kreasi palegongan karena ingin mengembangkan pola-pola gerak tari legong sesuai kondisi dan kemampuan teknik tari yang dimiliki oleh penata.
Actions (login required)
|
View Item |