Ni Wayan, Lia Candra Dewi
(2013)
SATYENG GURU.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang paling dasar. Melalui media tubuhnya, manusia memikirkan, merasakan ketegangan, serta ritme-ritme alam sekitarnya, selanjutnya menggunakan tubuh sebagai instrumen. Ia mengekspresikan respon-respon perasaannya kepada alam sekitar, melalui struktur persepsi-persepsi dan perasaannya ia menciptakan tari. Seni Tari Bali, sebagai bagian dari warisan budaya Hindu, menyatukan gerak-gerak yang bersifat sakral dan yang teatrikal. Seni tari khususnya tari Bali memiliki karakteristik, struktur koreografi, nafas budaya serta fungsi yang berbeda sebagai hasil olah cipta, rasa, dan karsa.Berdasarkan karakternya tari-tarian Bali dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tari putra dan tari putri, serta ada juga karakter tari bebancihan. Tari putra terdiri dari tari putra keras dan putra halus, begitu juga dengan tari putri yang terdiri dari tari putri keras dan tari putri halus. Tari bebancihan merupakan penari putri yang menarikan karakter putra.
Proses olah cipta, rasa, dan karsa menghasilkan suatu keindahan yang berkualitas seperti, kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan (contrast). Keindahan yang berkualitas mampu menghasilkan suatu daya kreativitas yang tinggi serta original. Daya kreativitas seseorang mampu mengolah sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang baru. Jika dihubungkan dengan dunia seni tari, hal ini dikatakan sebagai tari kreasi yang berkembang akhir-akhir ini. Tari kreasi merupakan ungkapan seni yang masih berpolakan tradisi, tarian-tarian yang diciptakan pada zaman moderen yang lebih menekankan pada penampilan baru, mengutamakan ungkapan estetis yang lebih bebas dan demokratis dari masyarakat moderen. Tari kreasi juga sering disebut tari modern, mengingat cara penyajiannya sudah terlepas atau bebas dari pola tradisi, meskipun gerakannya masih ‘berbau’ tradisi.
Actions (login required)
|
View Item |