ISI Denpasar | Institutional Repository

Bayu Atut Bayu

I Wayan, Bratasena (2014) Bayu Atut Bayu. Documentation. ISI Denpasar.

[img]
Preview
PDF (Bayu Atut Bayu) - Cover Image
Download (186kB) | Preview

Abstract

Bayu Atut Bayu merupakan sebuah bentuk garapan wayang inovasi yang mengkolaborasikan wayang kelir dengan dramatari, dikembangkan dari wayang tradisional Bali yang kemudian diubah dari segi struktur garapan tetapi tetap memperhatikan karakteristik dan ciri khas dari wayang tradisional tersebut. Garapan ini mengambil tema tentang ketangguhan, digarap dengan dua dimensi yaitu wayang, dan orang. Kata ‘tangguh’ dalam tema ketangguhan yaitu kesetiaan Bima terhadap istrinya untuk mencari Kembang Saugandhika, keberanian Bima menelusuri hutan rimba walau jurang yang terjal hutan yang lebat gunung yang tinggi dilaluinya, tidak pernah menyerah walau apapun maenghalanginya. Kuat pada pendirian yaitu bahwa dia akan mampu mendapatka apa yang menjadi buah mimpi Drupadi. Tidak merasa gentar ketika menghadapi gangguan apabila ada yang menghalangi perjalananya, seperti ketika Anoman menghalangi perjalanan Bima ketika dia hendak melewati jalan yang menuju ke tempat Kembang Saugandhika berada. ketika itu Anoman berubah wujud menjadi kera tua yang yang sedang tidur terlentang dengan ekor yang panjang sedang menghalangi perjalanan Bima. begitu juga kekuatan Anoman terhadap saudara seayahnya yaitu Bima ketika dia berkelahi dengan Bima dengan tujuan menggiringnya ketempat dimana Kembang Saugandhika itu berada. Kesetiaannya terhadap Bima ketika dia memberikan kekuatan bahwa di perang barata yuda dia akan berada di bendera kereta arjuna, dan ketika bima bersuara menggelegar anomanlah yang menyatu dengan suara dia. Tema inilah yang harus disesuikan dengan struktur garapan agar menjadi satu kesatuan yang utuh dalam garapan seni pakeliran, dimana dalam dunia pewayangan akan lebih mudah mentransformasikan tema cerita kepada penonton. Struktur garapan seni pakeliran dengan judul Bayu Atut Bayu yaitu pamungkah yang berisi pengaksama tari kayonan dan narasi tentang cerita yang akan dipentaskan, paguneman mejalan, angkat-angkatan, dan pasiat. Gerakan-gerakan wayang yang dipergunakan dalam seni pakeliran adalah pengembangan dari gerak-gerak wayang tradisional Bali. Pesan yang ingin disampaikan dalam garapan seni pakeliran ini adalah pendidikan ketangguhan didalam berkeluarga, bilamana orang disekeliling kita mendapatkan masalah sudah sepantasnyalah kita untuk menolongnya. Karena kebanyakan orang tidak menginginkan keluarganya mendapatkan kesusahan. ketika kekuatan bisa menyatu dengan kekuatan maka apapun yang diinginkan pastilah bisa didapatkan. Masalah-masalah tersebut penggarap ingin memvisualkan kedalam sebuah garapan seni pakeliran guna dapat memberikan sedikit pengertian tentang pendidikan betapa pentingnya sikap tangguh didalam keluarga. Dari garapan ini mudah-mudahan pesan yang ingin disampaikan tentang ketangguhan di dalam keluarga bisa dimengerti oleh penonton dan bisa diterapkan dalam suatu kehidupan di muka bumi ini. Durasi waktu yang digunakan dalam garapan seni pakeliran Bayu Atut Bayu adalah 40 menit dan akan disajikan di panggung procenium Gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Berdasarkan durasi waktu yang digunakan, diharapkan garapan ini dapat tampil secara utuh, adanya suatu komunikasi, dan dapat dinikmati penonton.

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Performing Arts Faculty > Puppetry Department
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 29 Oct 2014 07:20
Last Modified: 29 Oct 2014 07:20
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1965

Actions (login required)

View Item View Item