ISI Denpasar | Institutional Repository

Penciptaan Seni Rupa Kontemporer

Narsen, Afatara (2015) Penciptaan Seni Rupa Kontemporer. Documentation. ISI Denpasar.

[img]
Preview
PDF (Penciptaan Seni Rupa Kontemporer) - Cover Image
Download (8MB) | Preview

Abstract

Seni rupa kontemporer Indonesia mengalami suatu pengaburan waktu dan identitas diri. Suatu kontroversial pemahaman yang selalu berjalan mengisi kehadirannya jika kita munculkan istilah “kontemporer” pada kreativitas seni. Kontroversi yang tidak pernah tuntas dengan pemecahan arti serta muatan nilai di dalam suatu karya seni. Isu seni rupa modern atau kontemporer dewasa ini tampak bahwasannya persoalan duplikasi modern, duplikasi postmodern, duplikasi tradisi, bahkan duplikasi etnik semuanya justru memberikan pemahaman baru jika dimunculkan pada era kemajemukan sekarang ini. Dengan kata lain klaim untuk keseragaman dalam mainstream senirupa modern masih dalam proses yang belum berhenti, dalam artian masih dapat mengisi ulang atau meneruskan ruang-ruang yang sudah ada seandainya modern art dalam batasan yang ketat milik suatu peradaban modern yang dimiliki oleh bangsa-bangsa tertentu dan itupun terlalu memudahkan persoalan dalam memberikan evaluasi karya modern perupa Indonesia. Narsen Afatara memunculkan atmosfir baru dalam perkembangan penciptaan seni rupa kontemporer di Indonesia. The Creation of Contemporary Fine Arts Contemporary Indonesian fine arts has a blurring condition on its time and self identity. It’s a kind of controversial understanding which always fulfil its existence when we involve the “contemporer” term in artistic creativity. A never ending controversy on its separation meaning and values within an art work. Nowdays, the modern issues emerging a modern duplication problem, postmodern duplication, tradition duplication even etnhic duplication which in turn, giving a new undertanding if they are emerged in this plurality period. In other words the clain for uniformity in modern art work mainstream stil in this never ending process which means that they can recharge each other or continuing the existing space if the modern art strict boundery of a modern civilization are owned by certain nation. This will make easier in giving evaluation to the Indonesian modern artist’s artwork. Narsen Afatara brings out a new atmosphere in developing the creation of Indonesian contemporary fine arts. Keywords: Creation, renewal, and contemporary fine arts.

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Journal > Mudra Journal
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 16 Jun 2015 03:43
Last Modified: 16 Jun 2015 03:43
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2072

Actions (login required)

View Item View Item