ISI Denpasar | Institutional Repository

PENCIPTAAN SENI KAMOPLASE

I Nyoman , Suardina (2010) PENCIPTAAN SENI KAMOPLASE. Documentation. ISI Denpasar.

[img]
Preview
Image (PNG) (PENCIPTAAN SENI KAMOPLASE) - Cover Image
Download (131kB) | Preview

Abstract

ejak dirumuskan teori seleksi alam oleh Darwin (1859), ilmu hewan modern mengalami perkembangan sangat maju. Darwin mendalilkan teorinya sebagai berikut: “Di antara anggota- anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak terhitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya”. Dengan demikian terdapat „perjuangan untuk bertahan hidup‟, di mana anggota-anggota terbaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian „memilih‟ siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling baik dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah „perjuangan untuk bertahan hidup‟ (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest). Perilaku serangga (belalang) selalu memilih tempat hinggap/ tinggal menyesuaikan dengan warna tubuhnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari ancaman pemangsa yang menjadi susah membedakannya dengan tumbuhan tempat tinggalnya. Seperti halnya belalang tongkat yang tinggal di ranting pohon berwarna hijau, seekor burung pemangsa akan susah membedakannya dengan bentuk ranting pohon di sekitarnya. Karya Kamoplase #1 diciptakan atas fenomena kekinian yang terjadi di masyarakat, di mana manusia kerap „berkamoplase‟ guna mempertahankan diri, martabat, dan kepentingan pribadi atau kelompok. Hal ini tentu ada kaitannya dengan tujuan hidupnya yakni ingin tetap survive dalam persaingan hidup yang makin ketat. Atas dasar itu, timbul keinginan utuk mengekspresikan fenomena tersebut melalui penciptaan karya Kriya Seni berjudul Kamoplase #1. Belalang yang sedang berkamoflase/ mimikri dalam hal ini digunakan sebagai metafora. Sedangkan bentuk alamiah dari seekor belalang memang memiliki betuk yang unik dan sangat menarik untuk dijadikan inspirasi dalam menciptakan karya kriya seni.Karya ini dirancang dengan desain abstrak figuratif dengan proporsi kurus meninggi. Karya Kriya Seni dengan judul Kamoplase #1 dibuat dalam rangka memenuhi undangan pameran bersama kelompok B.I.A.S.A (Bali Indonesia Sculptors Association) dengan tajuk “Bina Rupa Tunggal Raga for Beautiful Bali” kerjasama dengan Community Development I- MHERE Sub-Component B1. Butch III ISI Denpasar Tahun Anggaran 2010, dan Museum Puri Lukisan, Ubud. Konsep penciptaan karya kriya seni ini didukung oleh metode penciptaan Gustami yang terdiri dari tiga tahap dalam proses penciptaan seni, yakni eksplorasi, perancangan, dan pembentukan. Kata-kata kunci: Belalang, Kamoplase, Kriya Seni.

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Craft Department
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 26 Apr 2016 00:24
Last Modified: 08 Feb 2017 04:48
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2211

Actions (login required)

View Item View Item