Anak Agung Gede Agung, Aris Prayoga
(2016)
ARTIKEL KARYA SENI TABUH KREASI SEMAR PEGULINGAN “BIANGLALA”.
Documentation.
ISI Denpasar.
Preview |
|
PDF (ARTIKEL KARYA SENI TABUH KREASI SEMAR PEGULINGAN “BIANGLALA”)
- Cover Image
Download (107kB)
| Preview
|
Abstract
Bianglala adalah sebuah garapan komposisi karawitan berbentuk tabuh kreasi. Menurut Suweca (1994: 45) Komposisi Kreasi Baru adalah sebuah komposisi karawitan yang diaransir baru kendatipun materi tradisi masih sangat menonjol, karena yang diinovasi lebih bersifat ornamentasi untuk menampilkan nuansa baru. Struktur dari pola garapan ini masih mengacu pada konsep tradisi yang disebut dengan Tri Angga yang dibagi menjadi tiga bagian yang disebut dengan kawitan, pangawak dan pangecet. Secara keseluruhan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bentuk komposisi tabuh kreasi Bianglala. Garapan tabuh kreasi Bianglala ini telah dapat diwujudkan sebagai hasil transformasi konsep yaitu fenomena terbentuknya pelangi pada saat hujan ringan yang memiliki warna-warna berbeda dan corak yang khas, dalam mewujudkan garapan tabuh kreasi Bianglala ini, penata menggunakan gamelan Semar pegulingan Saih Pitu sebagai media ungkap. “Gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu merupakan suatu barungan gamelan Bali golongan madya yang berlaras pelog tujuh nada, terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pemero” (Bandem, 1986:52). Gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu kaya akan warna suara, dan permainan modulasi atau perubahan patutan. Menurut Aryasa (1984: 85:83) Modulasi adalah alun suara, perubahan yang tepat. Dari pemahaman modulasi yang ada dalam gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu, menurut analisa penata sangat cocok untuk menggambarkan fenomena sebuah warna-warna pelangi.
Sebagai karya yang nantinya akan dipertanggungjawabkan secara akademik, dalam menggarap suatu karya seni harus melalui suatu proses, yang merupakan suatu tahapan-tahapan untuk mewujudkan garapan tersebut. Dalam melakukan proses kreativitas garapan tabuh kreasi Bianglala ini, penata meminjam konsep yang dikemukakan oleh Alma M. Hawkins dalam bukunya Creating Through Dance (Hadi, 1990: 36) yang menyatakan bahwa penciptaan suatu karya seni itu ditempuh melalui tiga tahapan yang terdiri dari tahap penjajagan (eksplorasi), tahap percobaan (Improvisasi), dan tahap pembentukan (Forming) ketiga tahapan ini penata jadikan acuan dalam proses penggarapan karya ini.
Kata kunci : Bianglala, Gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu, Tabuh Kreasi, Proses Kreativitas.
Actions (login required)
|
View Item |