I Wayan, Endra Wiradana
(2016)
ARTIKEL KARYA SENI “TRIDATU”.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Tridatu merupakan jalinan tiga buah benang yang berwarna merah, putih dan hitam, dalam upacara umat Hindu dimanfaatkan sarana dan prasarana upacara, baik itu menyendiri atau pada bebanten yang digunakan. Tridatu berasal dari kata Tri yang berarti tiga, dan Datu yang berarti raja. Tiga raja yang dimaksud adalah tiga Dewa utama dalam agama Hindu. Seperti Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Dewa Brahma dengan aksara Ang memiliki urip 9 dengan sakti Dewi Saraswati di simbolkan warna merah menempati arah selatan. Dewa Wisnu Dengan aksara Ung, memiliki urip 4 dengan sakti Dewi Sri, simbol warna hitam menempati arah utara. Sedangkan Dewa Siwa dengan aksara suci Mang, memiliki urip 8 dengan sakti Dewi Durga, disimbolkan warna putih menempati arah tengah. Garapan yang berjudul Tridatu yang berarti gabungan dari tiga warna yang berbeda, yang berangkat dari konsep dasar seorang seniman untuk bisa mengambil ide dari pengalaman seniman itu sendiri, maupun dari keseharian seniman itu sendiri. Dalam mentransper maupun memediasi tema tersebut, penata mencoba mengolah sebuah keharmonisan jalinan nada-nada yang dikeluarkan oleh perpaduan Insrumen Selonding dengan Insrumen Caruk, sehingga membentuk salah satu karya baru yang utuh. Penataan karawitan dalam bentuk kreasi baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penggalian nilai-nilai sebuah seni tradisi dan pesan moral yang mampu diimplementasikan dalam kehidupan sosial masyarakat, yang merupakan agian dari adat, budaya dan pelaksana upacara yadnya di Bali. Sekaligus sebagai pembendaharaan suatu kreatipitas seni yang mampu menginspirasi seniman kedepannya. Konsep garapan ini mengacu pada konsep karawitan tradisi dengan menggunakan istilah bagian sama halnya dengan Tri Angga yaitu Kawitan, Pengawak dan Pengecet tetapi garapan ini menggunakan bagin Satu, bagian Dua dan bagian Tiga sebagai dasar dalam garapan tradisi.
Actions (login required)
|
View Item |