I Putu , Suwarsa
(2016)
ARTIKEL KARYA SENI KONSTELASI.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Konstelasi adalah “gugusan bintang memiliki pola-pola tertentu yang dikenal sebagai rasi bintang (constellation) yang sering dikaitkan dengan figure atau benda yang berkaitan dengan budaya dan peradaban manusia”(Arifyanto, 2015:10). Sejak jaman dahulu para nenek moyang yang pergi melaut menggunakan rasi bintang sebagai penanda arah (kompas) untuk menentukan dimana posisinya ketika melaut dan bagaimana harus kembali ke darat. Keunikan dari bintang-bintang tersebut tidak selalu muncul ketika malam hari,jika terjadi cuaca mendung otomatis semua bintang-bintang tidaktampak. Saat itu pula semua manusia yang menyukai suasanamalam tidak dapat menikmati keindahan cahaya yang ditimbulkan oleh gugusan bintang-bintang. Fenomena ini penata peroleh dari ketidak-sengajaan, ketika sedang duduk di beranda rumah dan memandangi bintang-bintang yang tersebar dilangit. Sudah dari kecil penata senang mengamati bintang, karena bintang-bintang tersebut sekilas tampak penempatannya berantakan atau tidak teratur. Bintang-bintang yang kenyataannya terputus-putus, tetapi tetap membentuk sebuah konfigurasi. Hal ini membuat penata ingin mentransformasikan semua keunikan dari bintang-bintang yang berjejer setiap malam ke dalam suatu karya salah satunya komposisi musik. Garapan ini diungkapkan dalam gamelan Gender Rambat tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari empat belas bilah, mempergunakan alat pemukul instrumen Gender Rambat. Selonding yang terdiri dalam delapan bilah, mempergunakan alat pemukul yang sama dengan Gender Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik. Penggabungan semua alat ini dirasakan tepat dan sesuai untuk mewujudkan garapan yang berpijak pada rasi bintang. Untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi mengenai wujud garapan serta media yang digunakan, maka penata memberikan batasan pemahaman tentang ruang lingkup karya ini. Komposisi karawitan konstelasi mengacu pada konsep garap karya kreativitas gamelan. Dalam penciptaan karya ini bukan berarti terputus dari akar tradisi, melainkan musik yang diciptakan sebagai hasil perkembangan tradisi sampai saat ini. Proses penciptaan karya kreativitas gamelan Konstelasi adalah usaha untuk mewujudkan suatu karya seni oleh penata. Karya ini dibagi menjadi tiga tahapan yang diambil dari konsep Alma M. Hawkins dalam buku Creating Trough Dance yang dialih-bahasakan oleh Y. Sumandiyo Hadi (2003: 24)“bahwa penataan suatu karya seni itu ditempuh melalui tiga tahapan, yaitu eksplorasi, improvisasi, dan forming”. Ketiga tahapan tersebut penata aplikasikan dalam proses penggarapan karya kreativitas gamelan Konstelasi.
Kata Kunci: Konsep Konstelasi, Media Ungkap, Konsep Garap, Proses Kreativitas.
Actions (login required)
|
View Item |