ISI Denpasar | Institutional Repository

PENCIPTAAN SENI KARYA TARI AROGYA

I Kadek , Sidik Aryawan and I Ketut, Sariada and NI MADE , ARSHINIWATI (2017) PENCIPTAAN SENI KARYA TARI AROGYA. Documentation. ISI Denpasar.

Full text not available from this repository.

Abstract

Abstrak Karya tari arogya adalah karya tari yang terinspirasi dari obat tradisional (boreh). Menurut Ayurveda seseorang disebut Arogya atau sehat, bila terbebas dari penyakit ( rogya, roga, vyadhi), proses penuaannya lambat, terampil dalam bekerja, cakap dalam ilmu pengetahuan dan spiritual, badan fisiknya bersih dari penyakit (Ngurah Nala, 2001:225). Hal ini penata akan transformasikan ke dalam bentuk karya tari dengan mempergunakan pendekatan koreografi lingkungan. Koreografi lingkungan merupakan konsep pemanggungan yang menempatkan atau menggunakan ruang publik sebagai ruang pertunjukan Diciptakanya tari arogya adalah, berkeinginan mengetahui proses, wujud, pesan dan makna melalui karya seni, khususnya penciptaan tari yang menyampaikan realita kehidupan. Landasan penciptaan merupakan sebuah kerangka berpikir yang digunakan untuk menyusun langkah kerja atau tindakan kreatif, sebelum melakukan pendekatan dan analisis terhadap penciptaan karya seni. Adapun orientasi landasan penciptaan yang digunakan untuk mewujudkan karya tari arogya adalah teori semiotika, koreografi lingkunngan dan teori estetika postmodern. Proses dalam pembuatan karya tari arogya mengunakan metode penciptaan Angripta sasolahan, yang meliputi 1) Ngrencana adalah proses penjelajahan dan renungan yang intens.2) Nuasen adalah proses yang mengandung spiritual (upacara dan upakara). 3) Makalin adalah proses membuat dasar, mencari pelaku, membagi tugas, dan proses penggabungan unsur-unsur seni lama dengan penemuan baru. 4) Nelesin adalah prosesmenyempurnakan dan mewujudkan bentuk akhir. 5) Ngebah adalah pementasan perdana hasil transformasi, termasuk evaluasi. Konsep perwujudan karya tari arogya menggunakan koreografi lingkungan, sehingga proses penciptaan dan pementasan dilakukan secara langsung di ruang atau tempat terbuka. Proses latihan dilakukan di tempat itu untuk menyatukan tubuh penari dengan ruang, sehingga terjadi kesatuan antara tubuh dan ruang. Tubuh menjadi bagian dari ruang itu sendiri. Tarian yang diciptakan oleh tubuh harus dilihat secara keseluruhan dengan ruang yang melingkupinya, sehingga peristiwa yang ditampilkan akan terbaca secara utuh. Konsep ini menyajikan pertunjukan di tengah-tengah masyarakat secara nyata lengkap dengan lingkungan dan aktivitas sosial masyarakat yang menyertai, serta berfungsi untuk menyerap potensi-potensi yang ada di alam sekitar guna memperkaya unsur-unsur pertunjukan. Akan tetapi juga mengandung pengamalan ajaran agama, khususnya agama Hindu Bali tentang panca maha bhuta dan tri hita karana, dengan harapan nantinya karya tari ini dapat dijadikan sebagai wacana untuk penyelamatan lingkungan. Kata kunci: Boreh, Arogya, Koreografi lingkungan. Abstract The dance of Arogya is the dance that was inspired by traditional medicine (boreh). According to AyurWeda, somebody is called Arogya if he is free from any diseases (Rogya, Roga, Vyadhi) has a late aging, has a good skill in working, has a good knowledge and spiritualism, and physically free of disease (NgurahNala, 2001:225). The stylist will transform it into a dance form with environmental choreography approach. Environmental choreography is a concept of using public space as a performance stage. Arogya Dance was created was to find out the process, form, message and meaning of art, particularly the creation of dance that conveys the social reality. The cornerstone of this project is by compiling the work steps or creative act, before analyzing the process of the creation. The theories used in this research are the theory of semiotics, environmental choreography and postmodern aesthetic theory.The process ofcreation of Arogya Dance were using Angripta Sasolahan which consists of 1) Nenggencana is an intense process of exploration and reflection, 2) Nuasen is a spiritual process (Ceremonies and Upakara), 3) Makalin is the process of making foundations, seeking the actors, dividing tasks, and the process of combining old art elements with new discoveries, 4 ) Nelesin is the process of perfecting and realizing the final form, 5) Ngebah is the prime performance of the transformation, including the evaluation. The manifestation of this dance can be seen from the the process of creation and staging which was done directly in the open space. This process was done to uniting the dancer's body with the space, therefore the body will be the part of the space itself. This dance should be viewed as a whole with the space. The Arogya Dance aims to present a show in the middle of a real society, surrounded with the environment and social activities of those community. This concept was aimed to absorb absorb the outside potentials in order to enrich the elements of the show. Moreover, this dance also aims to include the practice of religion, especially Hinduism. Arogya Dance serves thepersonification of Panca Maha Butha and Tri Hita Karana, that serves a suggestion to save the environment. Key words: Boreh, Arogya, Choreographic Environment

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Postgraduate
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 03 Nov 2017 04:42
Last Modified: 03 Nov 2017 04:42
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2464

Actions (login required)

View Item View Item