ISI Denpasar | Institutional Repository

WAYANG SEBAGAI PEDOMAN PRILAKU MANUSIA

I Gusti Ngurah, Seramasara WAYANG SEBAGAI PEDOMAN PRILAKU MANUSIA. Documentation. ISI Denpasar, Denpasar, Bali.

[img] PDF (WAYANG SEBAGAI PEDOMAN PRILAKU MANUSIA)
Download (241kB)

Abstract

Wayang sebagai seni pertunjujan sudah dikenal pada jaman pra Hindu yang fungsinya sebagai pemujaan terhadap “hyang”. Pemujaan terhadap “hyang” pada jaman pra Hindu dapat di analogikan dengan pemujaan terhadap roh, karena roh di yakini merupakan kekuatan gaib yang dapat mengganggu kehidupan manusia. Roh dalam hal ini adalah roh nenek moyang yang dianggap tinggal di gunung-gunung, pohon besar dan batu batu besar. Roh nenek moyang itu, apabila tidak dibuatkan upacara pemujaan setiap tahun ditempat-tempat tertentu dan waktu tertentu yang dianggap kramat maka roh nenek moyang itu akan mengganggu kehidupan kluarga dan masyarakat. Upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang dilakukan dengan menggadakan upacara ritual dengan media pertunjukan bayang-bayang. Pertunjukan bayang-bayang ini adalah pertunjukan yang menggunakan boneka wayang dari kulit kayu dan bentuknya menyerupai wajah nenek moyang yang telah meninggal. Upacara ini dipimpin oleh seorang Syaman atau Kepala Suku yang dianggap memiliki kemampuan untuk menghubungkan roh nenek moyang dengan kelurga atau masyarakat (Mulyono, 1978 : 43). Berkembangnya pertunjukan wayang sebagai bagian dari upacara maka Syaman ini di sejajarkan dengan dalang, sehingga dalang sering di hormati sebagai orang yang mampu menghubungkan kekuatan gaib dengan manusia. Pertunjukan wayang seperti ini di Bali masih tetap dilakukan oleh masyarakat untuk menghilangkan pengaruh jahat dari kekuatan gaib pada manusia yang lahir pada hari tumpek wayang. Pertunjukan wayang ini disebut dengan pertunjukan wayang Sapuh Leger, atau wayang pengruwatan bahkan saat ini sering dilakukan dengan upacara pengeruwatan masal. Dalang yang dianggap memiliki kemampuan untuk meruwat orang di Bali untuk mengahapuskan kekuatan jahat yang mempengaruhi manusia sering disebut dengan Mangku Dalang dan di Jawa disebut dengan Ki Dalang (Soedarsono, 1974 : 28).

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Penerbitan ISI Denpasar
Date Deposited: 06 Nov 2017 04:12
Last Modified: 03 Oct 2019 01:56
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2481

Actions (login required)

View Item View Item