ISI Denpasar | Institutional Repository

SIMBOLISASI IBU DALAM RUANG IMAJINASI VISUAL SENI LUKIS

I Made, Bendi Yudha (2017) SIMBOLISASI IBU DALAM RUANG IMAJINASI VISUAL SENI LUKIS. [Experiment]

[img]
Preview
Image (PNG) (SIMBOLISASI IBU DALAM RUANG IMAJINASI VISUAL SENI LUKIS) - Cover Image
Download (100kB) | Preview

Abstract

ABSTRACT Di Bali, seni banten/sesajen adalah seni simbol, di mana benda-benda yang konkrit dan abstrak bisa diwujudkan sebagai simbol dari bentuk yang sangat sederhana sampai pada bentuk-bentuk yang rumit namun artistik, seperti halnya simbol Lingga Yoni sebagai manifestasi alam semesta beserta isinya, antara langit dan bumi, Bapak dan Ibu, kemudian berkembang menuju pada bentuk-bentuk sesajen dengan berbagai keindahannya seperti sesajen Sarad, Gayah, Daksina dari huruf-huruf gaib yaitu; dasa aksara, panca aksara, yang secara aplikatif memiliki fungsi yang berhubungan dengan kebutuhan ritual keagamaan ataupun inisiasi tertentu yang spiritual sifatnya. Bentuk-bentuk tersebut apabila ditinjau dari segi bentuk, fungsi dan makna, jelas memiliki perbedaan di antara bentuk yang satu dengan bentuk lainnya yang terkadang saling bertentangan, saling membutuhkan, saling melengkapi, serta saling mendukung, yang pada esensinya bermuara pada nilai-nilai keseimbangan hidup untuk mencapai kesejahteraan lahir maupun batin. Dari hasil pengamatan terhadap bentuk-bentuk tersebut di atas, dan bila dikaitkan dengan fenomena alam yang terjadi saat ini, timbul interpretasi tentang suatu makna bahwa, “Ibu” yang diwujudkan sebagai alam semesta , kini keberadaannya semakin memprihatinkan. Ibu yang dikaitkan sebagai “bhumi pertiwi” begitu amat subur dan mensejahterakan ini, keberadaannya telah terancam oleh sifat serakah manusia, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai kenikmatan duniawi. Dalam hal ini apabila dalam pengelolaan sumber daya alam, manusia yang berperan utama sebagai eksekutor memiliki peran yang sangat penting, apabila tidak mengindahkan rambu-rambu yang berorientasi pada konsep keseimbangan dan keharmonisan, maka hal itu akan berpengaruh terhadap tatanan sosial masyarakat yang dapat menimbulkan ancaman ataupun kerawanan sosial, seperti tawuran antara warga, konflik dan perpecahan antar suku, agama dan konflik sosial lainnya, yang dapat menggoyahkan sendi-sendi keutuhan berbangsa dan bernegara. Konsep keseimbangan yang nilainya tersirat dalam berbagai bentuk sarana upakara/sesajen di Bali sebagaimana yang telah diuraikan di atas, dan hal ini bila dicermati secara seksama dengan memaknai fenomena kehidupan yang terjadi di lingkungan masyarakat dewasa ini, nampaknya nilai-nilai kemanusiaan yang menyangkut keseimbangan hidup dan toleransi telah terabaikan bahkan ditinggalkan. Hal inilah yang telah menyentuh serta membangkitkan kesadaran untuk melakukan penelitian melalui karya seni lukis yang diungkapkan ke dalam bentuk-bentuk simbolik yang memiliki nilai filosofis. Adapun tuturan konsep filosofisnya disimbolkan dengan memadukan bentuk representasional dengan bentuk-bentuk abstraksi simbolistik yang mana dalam penuangan ide-idenya didasarkan atas pertimbangan nilai-nilai estetika. Melalui aplikasi teknik dengan menggunakan bahan cat akrilik, diupayakan akan menghasilkan karya cipta yang unik serta spesifik, mampu mencerminkan keaslian karya seni (authenticity of the art work), yang personal karena nilai-nilai kebaruan (novelty) yang personal sifatnya, selalu menjadi target pencapaian seniman terutama dari segi kualitas gagasan maupun kekaryaan. Kata-kata kunci: Seni lukis, Simbolisasi, Imajinasi visual ABSTRACT In Bali, the art of banten/sesajen is art of symbols, in which concrete and abstract objects can be manifested as symbols of a very simple form to complex but in artistic forms, such as the Lingga Yoni symbol as the manifestation of the universe and its contents, among the heavens and the earth, Father and Mother, then progressed to the forms of sesajen with its various beauty such as sesajen Sarad, Gayah, Daksina of the occult letters namely; dasa aksara, panca aksara, which applicatively has function that related with the needs of religious rituals or certain spiritual initiations. These forms if viewed in terms of form, function and meaning, clearly have differences among the form of one thing with other forms that sometimes contradict each other, mutual need, complementary, and mutual support, which essentially leads to the values of life balance to achieve well-being and mental well-being. From the observations results of the above forms, and if it islinked with the present natural of phenomenon that happens now, appears the interpretation about a meaning that "Mother" who manifested as the universe, now her existence is increasingly apprehensive. The mother who is linked as "bhumi pertiwi" is very fertile and prosperous, her existence has been threatened by the greedy nature of human, especially in fulfilling the need of their life to achieve worldly pleasures. In this case if in the management of natural resources, humans who play a major role as executor has a very important role, if it is not heeding the signs that are oriented to the concept of balance and harmony, then it will affect the social order of society that can pose a threat or social vulnerability, such as fighting between citizens, conflicts and divisions among tribes, religions and other social conflicts, which can destabilize the joints of the nation and state. The concept of balance whose value is implied in the various forms of upakara/sesajenin Bali as described above, and this, if it is examined carefully by interpreting the phenomenon of life that occurs in the environment today, it seems that humanitarian values which concerning with the balance of life and tolerance has been neglected and even abandoned. It is the thing that has touched and awakened consciousness to do research through the art painting expressed into symbolic forms that have philosophical value. The philosophical concept speech is symbolized by combining representational forms with forms of symbolic abstraction wherein pouring its ideas based on the consideration of aesthetic values. Through the application of techniques by using acrylic paints, it is strived to produce unique and specific works of art, able to reflect the authenticity of the art work, that is personal because the novelty values which has personal characteristics, always become an achievement target of artists especially in terms of the quality of ideas and work. Keywords: Painting, Symbolization, Visual Imagination

Item Type: Experiment
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Fine Art Department
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 28 Nov 2017 02:45
Last Modified: 28 Nov 2017 02:45
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2548

Actions (login required)

View Item View Item