I Made, Sumantra
(2017)
DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL“Dedication” “Hand Fan Of Dewa Ruci” “Shita” “Kesetiaan” “Werkudara”.
Documentation.
ISI Denpasar, Institut Seni Indonesia Denpasar, Jl. Nusa Indah Denpasar.
Preview |
|
PDF (DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL“Dedication” “Hand Fan Of Dewa Ruci” “Shita” “Kesetiaan” “Werkudara”)
- Cover Image
Download (82kB)
| Preview
|
Abstract
Menginjak jaman modern kiprah ornamen mengalami hambatan seiring dengan kompleksitas kehidupan manusia sebagai penyangga jaman di mana ornamen selalu bergayut di dalamnya. Ornamen tidak lagi mempunyai peran multi dimensi yang selalu mendominasi setiap karya seni rupa yang bertujuan untuk mencapai keindahan, karena kandungan seni tidak selalu harus menjawab keindahan tersebut. Hal ini disebabkan adanya pergeseran pola pikir manusia yang cukup signifikan dari kehidupan masyarakat “kolektif religius estetik” menjadi “individu konsumtif estetik”. Masyarakat kolektif religius estetik adalah masyarakat yang kesehariannya masih menjujung tinggi kebersamaannya dengan melahirkan karya seni secara gotong-royong di mana orientasi utamanya sebagai seni persembahan. Masyarakat individu konsumtif estetik adalah masyarakat yang mengagungkan individunya dalam berkarya juga masyarakat yang sebagian besar hanya sebagai pengguna tanpa ingin berusaha untuk memikirkan atau menciptanya.
Sejarah telah membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sinergis antara tumbuhnya pola pikir modern dengan program modernisasi yang dijalankan oleh suatu bangsa. Suatu masyarakat akan menjadi modern yang sesungguhnya, jika diikuti oleh berkembangnya modernisasi pemikiran masyarakatnya, kemudian diikuti oleh terbentuknya mentalitas dan nilai-nilai modernitas (Sachari, 2002: 1). Modernitas multi dimensi berimplikasi pada tumbuhnya karya seni rupa sebagai ranting budaya yang selalu larut dan hanyut dalam arus gelombang peradaban manusia.
Modernisme berkaitan dengan rangkaian gaya kultural atau estetik tertentu yang diasosiaikan dengan gerakan seni. Modernisme berkembang dalam oposisi sadar pada klasikisme, dengan menekankan eksperimentasi untuk menemukan kebenaran sejati di balik penempakan permukaannya. Modernime adalah proses-proses yang melahirkan industri kapitalis modern yang merangkum banyak hal, merujuk pada rangkaian sistem sosial, ekonomi, dan politik (Sarup, 2004: 231). Modernisasi sebagai “virus Mental” telah menjalar merasuk ke setiap individu dengan menggerakan orang untuk kreatif dan inovatif. Modernisasi juga telah menghadirkan penggeseran nilai, dari masyarakat tradisional yang tertutup, statis, dan konvensional menjadi masyarakat yang terbuka, kreatif, individual, yang bergerak secara dinamis termasuk meraka yang bergelut di bidang seni (Gustami, 1991: 175).
Actions (login required)
|
View Item |