ISI Denpasar | Institutional Repository

“LAWAT LEGONG”

I Gusti Ngurah Agung, Giri Putra and I Ketut, Sariada and I Komang, Sudirga (2019) “LAWAT LEGONG”. Working Paper. ISI Denpasar, Denpasar, Bali.

Full text not available from this repository.

Abstract

“Lawat Legong” merupakan karya tari yang terinspirasi dari kejadian masa lalu yang dialami oleh I Gusti Gede Raka, seorang tokoh seniman tari multitalenta yang mampu membawa nama baik Desa Saba ke kancah nasional dan internasional. Terinspirasi dari tekad dan semangat Raka Saba dalam mempertahankan Legong Saba, serta mewariskan kesenian di Desa Saba kepada anak cucunya. Penata selaku penggarap tari “Lawat Legong” ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa warisan seni di Desa Saba berpengaruh pada sosok seniman Raka Saba. Jika dilihat dari ide penciptaan dapat dirumuskan tiga permasalahan yang membahas tentang proses kreatif, wujud garapan, dan makna yang terkandung di dalam karya tari “Lawat Legong”. Dalam memecahkan tiga masalah tersebut digunakan tiga landasan teori, yaitu: teori rekonstruksi, teori estetika pos modern, dan teori semiotika. Tujuan karya tari “Lawat Legong” diciptakan adalah untuk memberikan kepastian terhadap keberlangsungan Legong gaya Saba di masa kini dan masa mendatang, sehingga transmisi pewarisan bersifat berkelanjutan dan kekhawatiran Raka Saba tidak terulang kembali. Dalam penciptaan karya tari “Lawat Legong” dilakukan proses kreatif sesuai tahapan yang ditawarkan oleh Alma M. Hawkins, yaitu melihat, merasakan, mengkhayalkan, mengejawantahkan, dan pembentukan. Wujud karya tari “Lawat Legong” menggunakan wujud secara visual berbentuk tari dengan konsep koreografi lingkungan dan mengadopsi pola non-statis atau berpindah. Pola nonstatis terkait dengan penggunaan panggung yang berpindah-pindah (parallel stage) yang membuat penonton berada pada kondisi mobile audience. Makna yang terkandung dalam karya tari “Lawat Legong” meliputi makna religius yang divisualisasikan melalui kehadiran Legong Manik Mas sebagai simbol nilai-nilai ketuhanan. Makna moral dapat dilihat melalui ketokohan Jro Suraga yang sangat menghormati gurunya yaitu Raka Saba. Makna sosial dapat dilihat melalui kegigihan Raka Saba terhadap seni tari legong gaya Saba, serta membuat Desa Saba dikenal ke mancanegara. Kata Kunci : lawat, legong, raka, saba, rekonstruksi

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Postgraduate
Depositing User: Jaya Semadi I Gst Ngurah
Date Deposited: 16 Jan 2019 02:15
Last Modified: 16 Jan 2019 02:15
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/3022

Actions (login required)

View Item View Item