Inspirasi Konsep Dualisme Dari Tumpeng Kematian Masyarakat Jawa Tengah

LIGA, ISTIQOMAH (2018) Inspirasi Konsep Dualisme Dari Tumpeng Kematian Masyarakat Jawa Tengah. Working Paper. ISI Denpasar, Denpasar, Bali.

Abstract

Tumpeng biasanya digunakan untuk mensyukuri atau memperingati sesuatu hal menggembirakan seperti ulang tahun, kenaikan jabatan dan lain sebagainya . Akan tetapi bagaimnakah jika tumpeng digunakan untuk memperingati hari kematian seseorang?. Tumpeng kematian biasanya dibuat di hari pertama, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 2 tahun dan 1000 hari atau 3 tahun kematian seseoranng. Tumpeng Kematian disajiakn berbeda dengan tumpeng pada umumnya, tumpeng kematian disajikan dengan cara dibelah menjadi dua pas ditengah kmudian disajikan saling membelakangi satu sama lainya. Hal ini bertujuan untuk membedakan antara alam kehidupan dan alam kematian. Agar arwah yang telah meninggal tidak bingung dan kembali kedunia. Untuk memperingati hari kematian ini biasanya masyarakat melakukan kenduri atau pengumpulan warga sekitar rumah terutama laki-laki untuk tilawatan atau melakukan doa Bersama agar arwah yang telah meninggal diberi ketenangan dialamnya. Akan tetapi pada masa sekarang ini memperingati hari kematian menjadi suatu kontroversi di masyarakat Jawa, terutama pada masyarakat yang menganut mahzab tertentu, dan menganggap jika memperingati hari kematian merupakan syirik bidah dan kurofat serta tidak sesuai dengan ajaran islam. Dalam pembuatan karya ini penulis terinspirasi oleh konsep dualisme yang terdapat pada tumpeng kematian selain itu penulis juga terinspirasi oleh Yin dan yang yang sangat terkenal dalam filosofi china dan sangat terkenal dalam ilmu pengobatan ataupun beladiri, mi parti yaitu orchestra dari belanda yang menggunakan pakaian yang dijahit dengan dua warna yang berbeda serta kontras. Kata Kunci : konsep dualisme, gunung, Jawa Tengah dan tumpeng kematian.

Actions (login required)

View Item