I Ketut, Suteja
(2018)
Catur Asrama: Pendakian Spiritual Masyarakat Bali Dalam Sebuah Karya Tari.
ISI Denpasar, Denpasar, Bali.
ISBN 978-602-204-660-8
Abstract
Zaman sekarang ini lebih tepat disebut zaman komunikasi,
karena singkat dan cepat, membawa dampak positif terhadap
meningkatnya peradaban manusia, dan juga memotivasi
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan
ini dibuktikan dengan adanya penemuan teknologi baru,
penciptaan karya seni dan lainnya yang bersifat inovatif.
Pertimbangan nilai inovatif, kualitas dan kompetitif karya adalah
tuntunan era canggih dewasa ini. Sakeng fokus terhadap nilainilai
tersebut,
maka
melupakan
nilai-nilai
kearifan
lokal
yang
syarat
dengan
nilai
spiritual
dan
menuntun kehidupan
manusia.
Berkenaan
dengan perkembangan tersebutlah, diciptakan
sebuah
karya
tari
guna
mengimbangi
peradaban
serta
mengadaptasikan
nilai
logika, etika dan estetika.
Buku ini mengangkat budaya spiritual masyarakat bali
sebagai sumber penciptaan karya, yang berjudul Catur Asrama:
Pendakian Spiritual Masyarakat Bali Dalam Sebuah Karya
Tari. Proses pendakian spiritual masyarakat Bali berdasarkan
atas siwam, satyam, dan sundaram. Siwam adalah kekuatan
ataupun kemampuan secara teknis yang dimiliki seseorang guna
melakoni kehidupannya. Satyam adalah kebenaran atau kejujuran
yang tulus pada sikap seseorang, dan Sundaram adalah kebebasan
atau keindahan. Jadi trilogi (siwam, satyam, dan sundaram)
merupakan konsep kehidupan manusia berdasarkan atas kekuatan
atau kemampuan yang dilandasi dengan hati yang tulus dan jujur
untuk memahami serta menemukan kebebasan atau keindahan
pada diri sendiri.
Karya tari Catur Asrama pada dasarnya adalah penggambaran
diri nilai-nilai konsep Catur Asrama, yaitu sebuah pendakian
spiritual dalam hidup orang Bali, yang hingga kini masih di pegang
teguh oleh masyarakat Bali. Karya ini memadukan elemen-elemen seni Patopengan, Babarongan, Palegongan,dan Kakebyaran,
yang pernah saya alami sejak terjun ke dalam seni pertunjukan
Bali, khususnya dibidang seni tari. Penggarapan tema Catur
Asrama ini dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk menyajikan
konsep-konsep budaya Bali yang aktual ke dalam sebuah garapan
tari. Selama ini, konsep-konsep ini lebih banyak di jalani dan di
tampilkan sebagai elemen pemerkaya dari sajian lakon yang ada
pada umumnya bersumber pada epos Mahabharata, Ramayana,
Panji, Babad, Tantri ataupun cerita-cerita rakyat Bali lainnya.
Dalam karya tari ini, konsep Catur Asrama di posisikan sebagai
kisah utama yang menjadi penentu bagi pengguna elemen-elemen
seni lainnya yang diintegrasikan dalam karya ini.
Telah saya sadari, bahwa penulisan buku ini tidak lepas dari
kekurangannya, untuk itu saya berharap agar pengguna dapat
memberikan saran demi penyempurnaannya. Selaku penulis,
saya menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang membantu dalam penyelesaian buku ini. Semoga buku ini
bermanfaat khususnya di bidang penciptaan seni.
Denpasar, Pebruari 2018
penulis
Actions (login required)
|
View Item |