ISI Denpasar | Institutional Repository

BUKU: TEKS DAN KONTEKS DI BALIK SENI PERTUNJUKAN BALI

I Nyoman, Cerita (2020) BUKU: TEKS DAN KONTEKS DI BALIK SENI PERTUNJUKAN BALI. JAPA (PT. Japa Widya Duta), Denpasar, Bali. ISBN 978-623-93403-3-9

[img] PDF (BUKU: TEKS DAN KONTEKS DI BALIK SENI PERTUNJUKAN BALI)
Download (1MB)

Abstract

KATA PENGANTAR Oleh: Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum. v ebagai awal ungkapan dalam kata pengantar ini saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada I Nyoman Cerita karena telah dapat mewujudkan sebuah buku berjudul “Teks dan Konteks Di Balik Seni Pertunjukan Bali”. Begitu saya menerima draf buku ini terlintas dalam pikiran saya bahwa menulis, menguraikan, dan menyajikan kembali (dekodevikasi) nilai-nilai tutur leluhur di balik seni pertunjukan adalah sesuatu hal yang tidak mudah. Dikatakan demikian karena teks-teks kuno yang diklasifikasikan dalam purana memiliki ruang lingkup permasalahan yang luas dan kompleks. Secara teologis purana merupakan kesusastraan Hindu sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Susastra Hindu terdiri atas: Sruti dan Smerti. Sruti dapat dibagi lagi menjadi empat katagori, yaitu: 1. Regveda, 2. Yayurveda, 3. Samaveda, dan 4. Atharwaveda. Sedangkan Smerti terdiri atas: 1. Dharmasastra, 2. Itihasa (epos), 3. Purana, 4. Darshana, 5. Agama /Tantra, 6. Wedangga/Upaveda. Secara substansial, semuanya berisi cerita keagamaan yang menjelaskan tentang kebenaran utama sehingga untuk memahami satu teks belum lengkap tanpa dilakukan secara intertekstual. Pada prinsipnya purana merupakan sistem transformasi Weda ke dalam teks tutur yang mengandung kebijaksanaan, kesucian, kedamaian, keharmonisan, keindahan dan kebahagiaan atau hakikat hidup sesuai dengan prinsip ajaran Weda. Menyadari begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam purana saya melanjutkan arah pemikiran saya tentang isi dari bukunya bahwa purana yang dibahas adalah teks-teks yang meliputi mitologi, legenda, dan bentuk-bentuk sastra kuno lainnya yang berkaitan dengan seni pertunjukan. Peranan teks kuno di dalam seni pertunjukan diulas mendalam secara metodelogis, sistematis, dan kritis. Seni pertunjukan tanpa sastra ibarat sayur tanpa garam, dan dalam perspektif nilai bahwa roh dari seni pertunjukan adalah sastra. Hal ini telah dilakukan dan diyakini oleh seniman atau pelaku seni pertunjukan di Bali sejak zaman lampau dan diwariskan hingga sekarang. Akan tetapi keagungan dan kemuliaan nilai-nilai sastra yang terdapat di dalam seni pertunjukan di Bali masih bersifat esoterik dan hanya bisa dilihat, dibaca, serta dipahami oleh orang-orang tertentu karena masih terbelenggu oleh keyakinan yang disebut dengan aywa wera. Paradigma kuno yang dirasakan membebani kehidupan para seniman di Bali yang tidak relevan lagi aplikasinya pada era masa kini sangat diperlukan adanya pemikiran baru dalam mengadaptasikan dan memodifikasi teks sastra kuno sesuai dengan zaman kekinian dengan tanpa menghilangkan spirit atau roh budaya lokal Bali yang adiluhung. Istilah haywa wera yang begitu dipegang kuat masyarakat perlu ditinjau kembali di dalam mewujudkan keterbukaan dan wellcome terhadap pemahaman sistem adat, seni, budaya, dan agama bagi masyarakat Bali sendiri. Istilah-istilah yang bersifat “stigma” di Bali seperti “ Eda ngaden awak bisa depang aneke ngadanin”, “gugon tuwon”, “anak mula keto” “aywa wera” dan lainnya perlu direnungkan kembali dan diubah ke dalam paradigma baru untuk membangun atmosfir dan spirit baru di dalam menghadapi persaingan global yang begitu ketat dan kuat. Artinya sudah merupakan panggilan zaman untuk mentransmisikan teks-teks yang bersifat esoterik atau (sakral) menjadi eksoterik yang lebih terbuka ke dalam ilmu yang bisa diketahui orang banyak. Bentuk-bentuk teks kuno seperti purana secara kontekstual berkaitan erat dengan eksistensi seni pertunjukan Bali adalah sumber ilmu pengetahuan seni dan budaya Bali yang adiluhung. Begitu pula, seni pertunjukan mengungkap nilai-nilai kemuliaan dan keagungan karya-karya tutur leluhur yang termuat dalam teks-teks kuno di Bali diyakini secara kontekstual memiliki fungsi dan makna penting terhadap kemanusiaan. Sebagai sebuah ilmu yang ditransformasi melalui tutur-tutur ke dalam nilai-nilai yang terukur dan luhur, teks-teks tersebut dapat mencari ruang produksi alternatif ilmu sosial lokal Bali secara akademik, ilmiah, spiritual dan intelektual yang perlu dikaji dengan tujuan untuk mendudukkannya ke dalam “ilmu formal”. Tidak kalah pentingnya dalam buku ini mengulas berbagai aspek di dalam mengaktualisasi, mensosialisasi, mengedukasi dan memposisikan nilai-nilai yang tersirat indah dan filosofis di balik teks-teks kuno tersebut kepada anakanak muda yang sedang mempelajari dan menekuni seni pertunjukan. Sementara ini anggapan penulis bahwa sebagian besar anak-anak telah pintar dan ahli menari secara fisik, teknik, serta artistik, namun secara filosofis mereka belum mampu mengetahui dan memahami fungsi dan makna tari yang dibawakan. Buku ini sangat layak dibaca terutama para seniman atau pelaku seni pertunjukan, baik dalam ranah akademis maupun nonakademis karana di dalamnya tersirat nilainilai artistik dan filosofis yang bersumber dari teks-teks kuno yang dapat dijadikan pedoman dan landasan dalam beraktivitas serta berkreativitas seni, khususnya seni pertunjukan. Teks-teks kuno dikaji dan dikritisi secara kontekstual dalam bahasa sederhana dan populer sehingga mudah dibaca dan dipahami masyarakat luas. “SELAMAT MEMBACA”

Item Type: Book
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Performing Arts Faculty > fsp
Depositing User: Jaya Semadi I Gst Ngurah
Date Deposited: 02 Mar 2021 13:05
Last Modified: 02 Mar 2021 13:05
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/3979

Actions (login required)

View Item View Item