ISI Denpasar | Institutional Repository

SISTEM KONSTRUKSI PADA BANGUNAN TRADISIONAL BALI

Mercu, Mahadi and I Nyoman, Ngidep Wiyasa SISTEM KONSTRUKSI PADA BANGUNAN TRADISIONAL BALI. Working Paper. ISI Denpasar, Denpasar, Bali.

[img] PDF (SISTEM KONSTRUKSI PADA BANGUNAN TRADISIONAL BALI)
Download (1MB)

Abstract

Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem struktur dan konstruksi pada bangunan tradisional Bali berdasarkan sumber-sumber baik berupa buku maupun lontar. Sistem Konstruksi pada bangunan tradisional Bali biasanya diambil dari ukuran tangan si pemilik rumah dengan berbagai istilah dan penggunaannya untuk berbagai jenis ukuran /dimensi ruang, tinggi tiang, tinggi atap, lebar dan panjang ruang, penampang tiang dan sebagainya sesuai dengan aturan dalam lontar asta kosali. Hubungan elemen-elemen konstruksi dikerjakan dengan sistem pasak, baji dan tali temali (ikatan), sehingga bangunan mudah dibongkar dan dipasang yang disebut dengan konstruksi akit-akitan. ukuran-ukuran bentang konstruksi didasarkan pada modul dasar sisi penampang tiang yang disebut Rai, diambil dari ruas-ruas jari yaitu ukuran dari ujung telunjuk sampai pada pertemuan pangkal telunjuk dengan ibu jari. Ukuran rai ini merupakan kelipatan dari a guli yang merupakan satuan dasar dari ukuran rai. Dimensi /ukuran tradisional Bali untuk konstruksi bangunan dikenal dengan istilah gegulak, yaitu pendimensian wujud bangunan yang diterjemahkan dari bagian-bagian fisik manusia ke dalam bilah bambu yang menunjukkan Rai. Gegulak sesaka/tiang, merupakan perwujudan dari tinggi tiang bangunan, Gegulak lambang Dawa (rong dawa) merupakan perwujudan panjang ruang terhitung dari jarak antara tiang satu dengan tiang lainnya kearah memanjang dan Gegulak lambang bawak(rong bawak) merupakan perwujudan lebar ruang terhitung dari jarak antar tiang satu dengan lainnya kearah lebar. Panjang pangkal tiang/ kaki tiang adalah ukuran dari sunduk bawak sampai ke sendi. Ukuran ini mempunyai berbagai variasi dengan istilah dan pengaruhnya masing-masing. Balok belandar sekeliling rangkaian tiang-tiang tepi, dalam bangunan di sebut Lambang. Balok tarik yang membentang ditengah-tengah mengikat jajaran tiang tengah disebut Pementang. Balok yang mengikat pementang berakhir di atas tiang tengah di sebut tadapaksi. Usuk-usuk bangunan disebut iga-iga. jumlah usuk atau iga-iga mengikuti fungsi bangunan yang akan dibuat. Likah adalah bagian konstruksi dari tempat tidur yang dipasang melintang untuk menyangga galar diatasnya.Galar adalah bilah-bilah bambu pada tempat tidur yang berfungsi sebagai alas tikar yang diletakkan pada balai-balai bangunan tradisional Bali. Jumlah likah dan galar juga harus diperhitungkan karena membawa pengaruh bagi pemakainya.

Item Type: Monograph (Working Paper)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Craft Department
Depositing User: Jayasemadi
Date Deposited: 01 Feb 2022 04:40
Last Modified: 01 Feb 2022 04:40
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/4605

Actions (login required)

View Item View Item