HAND FAN OF DEWA RUCI

I Made, Sumantra (2022) HAND FAN OF DEWA RUCI. Working Paper. ISI Denpasar, Denpasar, Bali.

PDF (HAND FAN OF DEWA RUCI) Download (290kB)

Abstract

Dalam konsep Hindu, satyam-Siwam-Sundharam “kebenaran-kebajikan-keindahan, merupakan tiga dimensi suci yang keberadaan-Nya berupa semesta alam dan segala isinya. Bahwa kebenaran yang dialami melalui buddhi tepet “ pemahaman fenomena” adalah kebenaran empirik logis; kebenaran yang dialami rasa “penikmatan rasa indah, adalah kebenaran imaginatif. Dan kebenaran yang dialami melalui agama “pengenalan sikap laku bajik” adalah kebenaran keyakinan. Sahrdaya “ mendekatkan hati, atau mareka” mendekati Itu, melalui pemahaman-penikmatan-pengamalan, adalah untuk dapat ke-tak bersekat-an dengan Itu yang tiada lain, adalah Yang Hakiki, Siwa. Itulah Realitas ideal, cita-cita utama sang Bima.. Kisah ini mempresentasikan keunggulan pengalaman estetik, ternyata mengandung ruang kosong yang memerlukan pencermatan lebih mendalam. Ruang kosong yang dimaksud adalah yang distilahkan dengan rasa. “Rasa” adalah pengalaman estetis yang harus dibedakan dengan emosi, karena emosi adalah wujud yang tak tersaring. Selain itu, emosi juga mengelirukan, menggelapkan hati. Sedang dalam rasa didapatkan sungguh- sungguh pencerahan rohani dan pengalaman-pengalaman inti yang dasariah. Bahkan dengan rasa dapat dipertemukan manusia dengan sang keindahan sendiri. Estetika Hindu pada intinya merupakan cara pandang mengenai rasa keindahan (lango), yang diikat oleh nilai-nilai agama Hindu yang didasarkan atas ajaran-ajaran Weda. Ada konsep-konsep yang dimaksud, yakni konsep kesucian (Siwam) konsep kebenaran (Satyam) dan konsep keseimbangan atau harmoni (Sundaram). Ketiga konsep tersebut dapat diimplementasikan ke dalam berbagai bentuk karya seni.

Actions (login required)

View Item