Ni Made, Rai Sunarini (2023) “Sangku Dewata Nawa Sanga #1”. Working Paper. ISI Denpasar, Denpasar, Bali.
PDF (“Sangku Dewata Nawa Sanga #1”)
Download (363kB) |
Abstract
Konsep Karya a. Bentuk Bentuk adalah manifestasi fisik luar dari suatu objek yang mati. Bentuk merupakan sesuatu yang kita amati, sesuatu yang memiliki makna, dan sesuatu yang berfungsi secara struktural pada objek-objek seni. Berbagai bentuk yang diciptakan seniman memiliki suatu ragam sumber yang luas, berupa gambaran dari alam, atau dunia buatan manusia (SP. Gustami, 1991; 28-29). b. Sangku Sangku merupakan wadah atau tempat tirta (air suci) yang biasa digunakan untuk upacara- upacara di Bali. Sangku bahannya dari berbagai media ada dari perak, tembaga, alluminium dan dari bahan tanah liat yang diolah menjadi keramik dalam bentuk sangku. c. Dewata Nawa Sanga Dewata Nawa Sanga adalah sembilan penguasa di setiap penjuru mata angin dalam konsep agama Hindu Dharma di Bali. Dalam karya Sangku ini menggunakan konsep Dewata Nawa Sanga dengan penempatan sembilan senjata dewa sesuai arah mata angin, uripnya, warna, sebagai dekorasi pada Sangku Keramik. Dewata Nawa Sanga merupakan 9(sembilan) manifestasi Ida Sang Hyang Widhi yang menjaga sembilan penjuru arah mata angin. Dewata Nawa Sanga terdiri dari Dewa Wisnu, Dewa Shambu, Dewa Iswara, Dewa Maheswara, Dewa Brahmana, Dewa Rudra, Dewa Mahadewa, Dewa Sangkara, dan paling tengah adalah Dewa Siwa dengan simbol senjata adalah teratai. Sembilan penguasa tersebut merupakan Dewa Siwa yang dikelilingi delapan aspeknya. Berikut adalah nama sembilan dewa dalam Dewata Nawa Sanga beserta kedudukannya ; Dewa Iswara Iswara merupakan dewa penguasa arah Timur. Dewa ini memiliki senjata yang dinamakan bajra dan memiliki tunggangan gajah putih. Ia disimbolkan dengan warna putih dan memiliki urip atau lima nyawa. Dalam implementasinya, Dewa Iswara dipuja di sebuah tempat suci yang terletak di puncak Gunung Lempuyang, Kabupaten Karangasem, menghadap ke Laut Bali di sebelah timur. Dewa Maheswara Maheswara adalah dewa yang berkedudukan di Tenggara dengan simbol warna merah muda, memiliki senjata dupa dan urip delapan. Sakti dari Dewa Maheswara adalah Dewi Laksmi. Sedangkan implementasinya, Dewa Maheswara dipuja di pura suci yang dikenal dengan nama Goa Lawah di Kabupaten Klungkung Dewa Brahma Dewa Brahma memiliki kekuasaan di Selatan. Ia disimbolkan dengan warna merah dan dipercayai memiliki senjata gada dan tunggangan angsa. Sementara itu, sakti dari Dewa Brahma ialah Dewi Saraswati. Dalam implementasinya di Bali, Dewa Brahma dipuja di Pura Andakasa yang letaknya di puncak Gunung Andakasa, Kabupaten Karangasem. Dewa Rudra Ia adalah dewa yang berkududukan di arah Barat Daya dan disimbolkan dengan warna jingga. Dewa Rudra memiliki senjata bernama moksala dengan tunggangannya seekor kerbau putih. Sedangkan sakti dewa Rudra adalah Dewi Samodhi. Dalam Implementasinya, Dewa Rudra memiliki tiga urip. Ia dipuja di Pura Uluwatu Kabupaten Badung, yang terletak di sebuah bukit yang menghadap ke Samudra Hindia. Dewa Mahadewa Dewa ini berkedudukan di arah Barat dengan simbol warna kuning. Mahadewa memiliki senjata nagapasa dengan tunggangannya seekor naga. Ia memiliki urip tujuh dan saktinya adalah Dewi Santi. Dalam implementasinya, Mahadewa dipuja di Pura Batukaru menghadap ke Danau Beratan yang terletak di lereng Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan. Dewa Sangkara Sangkara adalah dewa yang berkedudukan di arah Barat Laut dengan simbol warna hijau. Ia dipercaya memiliki senjata bernama angkus dengan tunggangannya seekor singa. Sakti dari Dewa Sangkara adalah Dewi Rodri dan memiliki urip satu. Dalam implementasinya, masyarakat Hindu Bali memuja Dewa Sangkara di tempat suci yang terletak di puncak Gunung Beratan, Kabupaten Badung. Dewa Sambhu Dewa ini merupakan penguasa arah Timur Laut. Ia memiliki senjata Trisula dengan kendaraannya yang bernama Wilmana. Sakti dari Dewa Sambhu ialah Dewi Mahadewi. Dalam implementasinya, Dewa Sambhu dipuja di Pura Besakih yang terletak di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem. Dewa Siwa Dewa Siwa adalah penguasa di arah tengah dan memiliki senjata bernama Padma. Tunggangannya bernama Lembu Nandini dan sakti Dewa Siwa adalah Dewi Durga. Dalam implementasinya, ia dipuja di Pura Pusat Besakih di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem. Oleh masyarakat Hindu Bali, Dewa Siwa dikenal dengan nama Tri Purusa Parama Siwa, Sada Siwa, atau Siwa Guru. Dewa Wisnu Dewa ini berkedudukan di arah Utara dan memilki senjata Cakra Sudarsana. Wisnu memiliki kendaraan bernama Garuda dengan saktinya adalah Dewi Sri. Dalam implementasinya, Dewa Wisnu dipuja di Pura Batur yang terletak di tepi kawah Gunung Batur, Kabupaten Bangli, yang menghadap ke Danau Batur. d. Ide Penciptaan Dilandasi dengan tema, bentuk sangku, dan makna Dewata Nawa Sanga, serta visualisasi karyanya. Dewata Nawa Sanga dengan penampilan dekorasi terpusat pada sembilan senjata dewa yang bersthana sesuai dengan arah mata angin dan pengider-idernya. Karya ini mencoba menampilkan sembilan senjata Dewata sebagai dekorasi pada sangku keramik.
Item Type: | Monograph (Working Paper) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NX Arts in general |
Divisions: | Faculty > Fine Arts and Design Faculty > fsrd |
Depositing User: | Jayasemadi |
Date Deposited: | 11 Apr 2023 01:45 |
Last Modified: | 11 Apr 2023 01:45 |
URI: | http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/5197 |
Actions (login required)
View Item |