Tri, Haryanto
(2009)
BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA CAMPURSARI BANYUWANGI SELATAN.
Bheri (JURNAL ILMIAH MUSIK NUSANTARA), 8 (1).
p. 1.
ISSN 1415-6508
Preview |
|
PDF (BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA CAMPURSARI BANYUWANGI SELATAN)
- Published Version
Download (260kB)
| Preview
|
Abstract
Campursari merupakan percampuran dua unsure berlainan dari rasa estetis yang berbeda, yaitu diatonis dan pentatonic dalam satu bentuk pertunjukan. Di Banyuwangi Selatan ada beberapa kelompok Campursari, yang kebanyakan memiliki dasar estetisnya dari gamelan yang berlaras pelog lima nada yang sering disebut music iringan Janger. Alat Iringan Janger sebenarnya gamelan-gamelan Kebyar (Bali), ditambah beberapa alat dari music campursari Islami “Hadrah”. Repertoar lagu yang dibawakan terdidi atas lagu-lagu yang bernuansa Islami “lagu-lagu hadrah”, lagu-lagu Jawa, lagu-lagu pop daerah, dan lagu-lagu pop nasional. Iringan music yang dipergunakan dalam menyertai lagu-lagu disesuaikan dengan estetis lagu yang disertai, seperti dalam lagu-lagu yang bernuansa Islami, menggunakan rebana sebagai mayoritas estetis, kemudian untuk lagu-lagu pop daerah dengan musik gamelan Kebyar atau dengan alat-alat untuk Balaganjur yang didominasi dengan alat atau instrument ceng-ceng. Campursari di Banyuwangi tidak hanya sekedar percampuran dua estetis dasar antara Diatonis dan Pentatonis, namun berbagai latar budaya yang tercover dalam estetika campursari tersebut. Campursari difungsikan dalam berbagai event, baik dalam berbagai upacara hajatan maupun upacara yang sifatnya social. Disamping itu juga untuk mendukung seni pertunjukan wayang kulit, pertunjukan drama (Janger), dan pertunjukan lain yang sifatnya menggunakan iringan music, sehingga memberikan makna plural bagi kehidupan masyarakat Banyuwangi.
Actions (login required)
|
View Item |