Kadek, Suartaya
(2011)
JANGER BERGIRANG CERIA PASCA TRAUMA G30S/PKI.
Artikel Bulan Februari (2011), 2 (2).
p. 1.
Abstract
Lenggang girang dan dendang ceria kini kembali membuncah pada tari Janger. Jika dulu tari jenis pergaulan Bali ini lazimnya dibawakan oleh kalangan muda-mudi, belakangan kaum bapak-bapak dan ibu-ibu pun bergairah majangeran. Bahkan seperti dapat kita saksikan di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) atau dalam tayangan televisi, beberapa grup Janger seluruh penarinya ibu-ibu. Kelompok ibu-ibu Banjar Babakan, Sukawati, Gianyar, misalnya, pertengahan September lalu menyajikan tari Janger di bale banjar setempat, sebagian menjadi pemain pria, kecak.
Janger biasanya dibawakan sekumpulan remaja pria dan wanita dalam jumlah yang seimbang banyaknya. Unsur utama yang disajikan dalam seni pertunjukan ini adalah tari dan nyanyi. Sebelum seluruh penari muncul di arena pentas, secara klasik diawali dengan nyanyian dan tari perkenalan oleh seluruh pemain dalam sebuah formasi menghadap penonton. Dalam perkembangannya, tari Janger tidak hanya menari dan melantunkan koor yang bersahut-sahutan namun juga ditambahkan dengan tampilan cerita yang dibawakan oleh pemain khusus. Janger yang disertai drama ini disebut Janger Malampahan alias Janger berkisah.
Actions (login required)
|
View Item |