Kadek, Suartaya
(2011)
Legong Selingkuh, Smara Pagulingan Selingkuh.
Artikel Bulan Maret (2011), 2 (3).
p. 1.
Abstract
Si cantik Legong dan Si tampan Smara Pagulingan ibarat sepasang kekasih yang sudah lama putus cinta. Legong sebagai sebuah tari cemerlang Bali sudah amat jarang bercumbu di pangkuan kemesraan Smara Pagulingan--ensambel gamelan Bali yang bertutur manis dan merdu. Tari Legong kini lebih intim dengan sumeringah Gong Kebyar, sementara gamelan Smara Pagulingan sekarang merintih dalam gulana kesendiriannya.
Legong dan Smara Pagulingan adalah seni pertunjukan prestisius pada era kerajaan Bali tempo dulu. Legong yang kini lazim disebut Legong Keraton itu adalah seni pentas kesayangan seisi keraton dan menjadi kebanggaan masyarakat kebanyakan. Smara Pagulingan yang kini eksistensinya kian kritis, pada zaman keemasan feodalisme diapresiasi dengan penuh asyik-masyuk oleh kaum bangsawan dan masyarakat luas, baik sebagai alunan sejuk musik instrumental maupun sebagai stimulasi estetik tari Legong.
Actions (login required)
|
View Item |