Sal, Murgiyanto
(2000)
KOREOGRAFI DAN KIRETIFITAS.
Mudra (JURNAL SENI BUDAYA), 8.
p. 1.
ISSN 0854-3461
Abstract
Selama 12 hari dari tanggal 10 s/d 21 september 1999, dalam rangka indoneian dence festival v ,saya mengamati 126 karia tari: panjang dan pendek, yang memukau maupun yang membosankan ;109 diantaranya di ciptakan oleh anak-anak muda.tak semuanya dibawah standar .dari forum “showcase” deg, deg , pyar yang di tarikan 3remaja dan dikoreograpikan oleh siko setyanto dari kelompok maniratari. solo, yang masih belia dan baru pertama kali menyusun tari cukup bagus karena dilandasi teknik gerak dan penghayatan yang baik .anehnya,dari tiga katagori lomba koreografi GKJ award II/1999:kontemporer .,tradisi, dan hiburan , di antara tiga pengumpulan nilai terendah selalu terselip piñata tari lulusan perguruan tinggi kesenian. Hal ini pantas menjadi perhatian para penajarkoreografi di perguruan tinggi .
Sebagai kerpeluan dewan juri , sebelum mengumumkan hasil penjurian sya di mita penyampaikan catatan epaluasi .ada beberapa hal menarik untuk di sebutkan disini . jumlah perserta sangat mengembirakan. Katagori kontemporer diikuti 36,tradisi 26, dan hiburan 24 peserta . banyak perserta memilih katagori konterporer, saya kira karena dalam pendekatan kontemporer, piñata tari mendapat ruang gerak lebih bebas untuk meny6ampaikan pesan atau ide. Saya menengar banyak “jeritan”di dalam karia-karia mereka. Ank-anak muda ingin menyampaikan pendapat dan diimbangi dengan ketram pilan/teknik gerak dan koreografi. Akibatnya mereka tidak “meraung”melaluigrak yang di tatamenyentuh haru tetapi”benar –benar berteriak”dengan suara keras nyarishisteris tak terkendali.kalau tidak, mereka mlakukan gerak spontan yang tidak dikoreografikan
Actions (login required)
|
View Item |