I Dewa Ketut, Wicaksana
(2000)
PERKEMBANGAN DAN MASA DEPAN SENI PEDALANGAN/PEWAYANGAN BALI.
Mudra (JURNAL SENI BUDAYA), 8.
p. 1.
ISSN 0854-3461
Preview |
|
PDF ( PERKEMBANGAN DAN MASA DEPAN SENI PEDALANGAN/PEWAYANGAN BALI)
- Published Version
Download (7kB)
| Preview
|
Abstract
Perpektif sejarah kebudayaan bali adalah kebudayaan integratif. Sejak abad I Masehi, pola komunitas telah berlangsung di awali dengan masuknya agama hindu, kemudian agama Budha pada abad VI. Komunikasi dengan dua agama besar ini sebagian ada yang di bawa langsung oleh para penyebar agama dari negeri asalnya seperti India dan China, tetapi banyak juga yang di bawa oleh para penyebar dari pulau jawa khususnya jawa timur. Komunitas tersebut kini telah mewujudkan satu integrasi yang tak terpisahkan dan yang menonjol antara lain agama, seni budaya, dan solidaritas (rasa kebersamaan, kooperatif) (Mantra 1989: 3-4)
Keberadaan seni budaya,khususnya seni pewayangan yang berkembang di bali masih merupakan persoalan sampai saat ini. Sulit di tentukan dengan pasti kapan adanya wayang di bali,termasuk juga bagai mana bentuk pertunjukannya yang mula-mula, kemudian bagaimana proses perkembangan yang di alaminya sehingga terujut seperti yang dapat kita saksikan sekarang ini. Hipotesis yang mengatakan bahwa fungsi wayang yang mula-mula adalah sebagai pemujaan roh suci leluhur (Brandon, 1967:42-43,soedar, 1978:80;muliono, 1978; 42-43), ini dapat di terima.hal terseut bukan hanya berlaku untuk di jwa saja, melainkan untuk juga daerah-daerah lainnya di nusantara ini yang mengenal wayang penggunaan seorang medium(syaman)seperti balian ,sadag ,pemangku ,(mangku) dalang, pedanda dan lain-lainnya, dalam usaha masyarakat bali mengadakan kontak atau dialog dengan kekuatan supernatural, masih dapat kita buktikan sampai sekarang.
Actions (login required)
|
View Item |