ISI Denpasar | Institutional Repository

Jenis-Jenis Kendang Bali

I Gde Made , Indra Sadguna (2011) Jenis-Jenis Kendang Bali. Artikel Bulan Juni (2011), 2 (6). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Jenis-Jenis Kendang Bali) - Published Version
Download (107kB) | Preview

Abstract

Istilah kendang telah disebut-sebut dalam piagam Jawa Kuno yang berangka tahun 821 dan 850 masehi dengan istilah padahi dan muraba. Dalam Prasasti Bebetin, sebuah prasasti Bali yang berasal dari abad ke-9, kendang disebut dengan istilah papadaha. Berbicara mengenai kendang dalam karawitan Bali, Asnawa dalam master tesisnya mengemukakan ada enam jenis kendang, yaitu kendang mebarung, kendang cedugan, kendang gupekan, kendang krumpungan, kendang nyalah dan kendang angklung. Sedangkan Sukerta juga mengemukakan adanya enam jenis kendang yaitu kendang bedug, kendang cedugan, kendang centungan, kendang gupekan, kendang krumpungan dan kendang penyalah. Namun, berdasarkan penelitian yang penulis lakukan ternyata ditemukan adanya sembilan jenis kendang dalam karawitan Bali. Adapun kesembilan jenis kendang yang dimaksud adalah sebagai di bawah ini, diurut dari ukuran yang terbesar hingga terkecil. Kendang mebarung merupakan jenis kendang dengan ukuran yang terbesar dalam karawitan Bali. Ukuran kendang ini bisa mencapai panjang 185-200cm dengan diameter antara 74-80cm. Kendang mebarung merupakan salah satu instrumen dari barungan Gamelan Angklung (selendro empat nada). Jenis kendang ini hanya dapat ditemukan di satu daerah saja yakni di Kabupaten Jembrana. Kendang tambur merupakan jenis kendang dengan ukuran terbesar kedua. Kendang tambur dapat dijumpai di Kabupaten Karangasem dan dipergunakan untuk dua hal yaitu sebagai pelengkap dalam konteks upacara Dewa Yadnya dan juga untuk mengiringi prajurit kerajaan yang akan berangkat ke medan perang. Kendang tambur ini mempunyai ukuran panjang sekitar 72cm, diameter tebokan besar 54cm dan diameter tebokan kecil 44cm. Cara mempermainkan kendang ini dengan mempergunakan dua buah panggul dengan memukul kedua belah sisinya. Kendang bedug atau bebedug adalah salah satu jenis kendang yang mirip bentuk dan cara permainannya dengan kendang tambur, akan tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Jenis kendang ini merupakan salah satu instrumen dari barungan gamelan Gong Beri. Jenis gamelan ini dipergunakan untuk musik tarian sakral Baris Cina. Perangkat barungan gamelan Gong Beri hanya dapat ditemukan di Desa Renon dan Banjar Semawang, Denpasar Selatan. Kendang cedugan adalah kendang yang dalam teknik permainannya menggunakan panggul. Oleh karena itu, kendang ini juga disebut dengan nama kendang pepanggulan. Kendang pepanggulan ini mempunyai ukuran panjang antara 69-72cm, garis tengah tebokan besar 29-32cm dan garis tengah tebokan kecil 22-26cm. Jenis kendang ini biasanya dipergunakan pada beberapa perangkat gamelan, misalnya Gong Kebyar, Baleganjur, dan Gong Gede. Kendang pepanggulan dimainkan secara berpasangan yang terdiri dari kendang lanang dan wadon. Kendang gupekan merupakan salah satu jenis kendang yang cara memainkannya adalah dengan memukul memakai tangan. Kendang ini digunakan untuk mengiringi gamelan Gong Kebyar. Kendang ini selain dapat disajikan dengan berpasangan dapat juga dimainkan secara mandiri atau kendang tunggal. Kendang wadon mempunyai ukuran panjang antara 67-72cm, diameter tebokan besar 27-32cm dan diameter tebokan kecil 21-25cm. Kendang lanang mempunyai ukuran serta suaranya lebih kecil dari kendang wadon. Ukuran panjangnya antara 65-70cm, diameter tebokan besar 26-29cm dan diameter tebokan kecil 19-22cm. Kendang bebarongan adalah kendang yang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan Bebarongan. Jenis kendang ini mempunyai panjang sekitar 62-65cm, garis tengah tebokan besar 26-28cm dan garis tengah tebokan kecil sekitar 21,5-23cm. Kendang bebarongan ini termasuk dalam ukuran kendang yang tanggung (nyalah:Bahasa Bali), karena ukurannya yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Ada dua cara untuk memainkan kendang bebarongan, yakni bisa dengan mempergunakan panggul dan bisa juga dimainkan tanpa menggunakan panggul. Kendang krumpungan, kata krumpungan berasal dari kata pung yaitu menirukan suara kendang tersebut (onomatopea atau peniruan bunyi). Jenis kendang ini dipukul hanya menggunakan tangan. Kendang ini biasanya dipergunakan untuk mengiringi gamelan Pegambuhan dan gamelan Palegongan. Kendang krumpungan ini selalu dimainkan berpasangan yaitu kendang lanang dan kendang wadon. Kendang wadon mempunyai diameter tebokan besar 24,5-25cm, panjang antara 55-57cm dan diameter tebokan kecil 20cm. Sedangkan kendang lanang mempunyai diameter tebokan besar 23,5-24cm, panjang antara 55-57cm, diameter tebokan kecil 19,5-20cm. Kendang batel mempunyai banyak kesamaan dengan kendang krumpungan baik dari segi bentuk maupun cara memainkannya. Adapun perbedaan antara kendang batel dengan kendang krumpungan adalah kendang batel memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil dari kendang krumpungan. Selain itu, kendang batel biasanya dipergunakan untuk mengiringi gamelan Pengarjan dan gamelan Batel Wayang. Kendang wadon mempunyai diameter tebokan besar 23-24cm, panjang 52-55cm dan diameter tebokan kecil 19cm. Sedangkan kendang lanang mempunyai diameter tebokan besar 22-22,5cm, panjang 52-55cm dan diameter tebokan kecil 18cm. Kendang angklung merupakan jenis kendang terkecil dari semua jenis kendang di Bali. Kendang ini mempunyai ukuran panjang antara 25-27cm, diameter tebokan besar 12-17cm dan diameter tebokan kecil antara 7-12cm. Karena ukuran dari kendang angklung ini kecil, maka mempergunakan panggul yang kecil pula. Kendang ini ditabuh secara berpasangan dengan teknik memukul dan menutup hanya dengan satu permukaan saja yaitu pada permukaan yang lebih besar (tebokan besar).

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 29 Jul 2011 05:51
Last Modified: 28 Sep 2017 03:53
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/945

Actions (login required)

View Item View Item