I Ketut, Gina
(2011)
Simbolisme dan Mistikisme Pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa.
Documentation.
ISI Denpasar.
Preview |
|
PDF (Cover Simbolisme dan Mistikisme Pertunjukan wayang calon arang lakon kautus rarung)
- Cover Image
Download (11kB)
| Preview
|
Abstract
Abstract
Penelitian ini adalah sebuah pengkajian seni pertunjukan, yang mengangkat Simbolisme dan Mistikisme Pertunjukan Wayang Calonarang, sebagai salah satu seni pertunjukan pakeliran yang menyajikan cerita Calonarang. Fokus penelitian ini adalah analisis tentang, Simbolisme dan Mistikisme Pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa di Pemuwunan Setra Pura Dalem Desa Kerobokan Badung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu menganalisa permasalahan yang diajukan memakai teori strukturalisme, teori estetika, dan teori semiotik. Teori strukturalime sebagai pisau bedah untuk membahas struktur pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung. Teori estetika sebagai pisau bedah untuk membahas unsur-unsur keindahan Pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung. Teori semiotik sebagai pisau bedah untuk mengungkapkan simbol-simbol yang ditampilkan pada Pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung yang disajikan oleh dalang Ida Bagus Sudiksa di Pemuwunan Setra Pura Dalem Desa Kerobokan Badung. Data yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, interview atau wawancara, studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Simbolisme adalah simbol-simbol yang digunakan pada pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa di Pemuwunan Setra Pura Dalem Desa Kerobokan. Simbol-simbol tersebut dapat dilihat pada setting panggung yang dihiasi dengan gedang renteng (pohon pepaya buahnya kecil-kecil dengan banyak); simbol-simbol dari tokoh wayang seperti pamurtian sisya (ngelekas), Barong, Rangda dan Rarung. Sedangkan Mistikisme adalah kandungan mistik atau keangkeran yang dimunculkan dari simbol-simbol pada pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung, kandungan mistik tersebut dapat dilihat pada tabuh gamelan yang mengindikasikan keangkeran atau kesakralan yakni pada tabuh gegilak
Barong, tabuh tunjang, dan tabuh ngelinting; pada pencahayaan seperti ngelinting dengan menutup rapat cahaya lampu (blencong) diganti dengan nyala dua buah linting ditarikan, yang menyebabkan kekompakan wayang menari disaat melakukan ritual ngereh; monolog yang diwakilkan oleh tokoh Twalen disaat ngundang-ngundang diselingi dengan Pupuh Ginada Basur.
Wayang Calonarang adalah pertunjukan wayang kulit dengan menggunakan cerita Calonarang yang disajikan oleh dalang Ida Bagus Sudiksa melalui pakeliran, yang menggungkapkan Rwa-Bhineda (dua yang berbeda) yaitu Pengiwa dan Panengen, diaplikasikan ke dalam tokoh Barong dan Rangdayang dikeramatkan (disakralkan), dipuja (disungsung) oleh umat Hindu di Bali untuk menetralisir keadaan (aura magis) demi kesejahtraan umat di Jagat Raya ini.
Actions (login required)
|
View Item |