I Wayan, Suardana (2025) Review Kurator Karya Bhuwana Sakti Pameran Bali Megarupa V, WARA – WASTU – WARUNA Bahtera Karsa Samudra Rupa 2023. [Show/Exhibition]
![]() |
PDF
Download (224kB) |
Abstract
Karya ini dipamerakan dalam Pameran Bali Mega Rupa tahun 2023 sebuah gelaran seni rupa tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Bali bekerjasama dengan Museum ARMA dan ISI Denpasar. Dikuratori oleh Pro. Wayan Ardnya, AA. Rai dan kurator asal Korea Jang Shin Jeung, melibatkan seniman-seniman asal Korea memposisikan pameran ini menapaki semangat internasional. Bentuk dasar karya ini sangat sederhana berupa kerucut oval yang berpusat pada ujung yang meruncing ke atas, terdapat garis celah berlobang vertikal pada bagian tengah yang mengingatkan pada model bentuk kul-kul (kentongan). Ide penciptaan karya ini mengangkat konsep bhuwana (kosmos), sebagaimana kajian kosmologi yang terus berkembang saat ini. Berbagai temuan fakta-fakta baru atas ketakterhinggaan jagat raya kosmos yang tanpa batas, eksplorasi dalam karya ini mencoba mengintepretasi kembali melalui metafor simbolik yang unik istrumen bunyi yaitu kulkul. Ditandai dengan kehadiran celah garis vertikal membelah bagian tengah yang memberikan kesan tegas dan sekaligus dinamis terhubungan dengan ujung yang meruncing memusat. Menandakan tafsir visual bahwa dalam keluasan kosmos sebagai entitas sangat penting untuk memiliki kesadaran akan diri, kesadaran itu tidak berwujud realistik tetapi simbolik dan metaforik itulah kekuatan estetika karya ini. Mengembangkan konsep bentuk yang bemakna, konsep visual penyederhaaan untuk mendapatkan nilai esensialis dari bentuk, tetapi penuh makna yang tersirat dalam estetika simbolik. Kesederhaan ini bertujuan mengajak untuk kembali pada kesadaran yang hakiki perhatian menjadi lebih terpusat. Mengajak apresian untuk fokus sembari merenung mulat sasira menjauh dari keriuhan dan buaian bentuk-bentuk yang menjajagan keriuhan dunia. Kembali pada kesederhanaan dan kesadaran itulah yang menjadi makna yang terbalut dalam nilai estetika. Tidak cukup hanya pada eksplorasi bentuk, karya ini juga memberikan aksen-aksen ornamental khusus digali dari ranah filosofi relegius dalam kebudayaan Bali yaitu tradisi Rerajajahan. Berupa gubangan visual aksara suci yang disarikan dari konsep Pengider Bhuna (Mandala kosmos Bali), keseimbangan delapan penjuru mata angin yang berpusat di Tengah. Dalam konsep pengider bhuana Tengah adalah pusat dimana Siwa bersamayam, menjaga kesimbangan alam kosmos, dalam konsep mikrokosmos manusia adalam entitas fisik dan psikis dari atman bagian kecil dari brahman. Manusia yang dilengkapi dengan bayu, sabda, dan idep (Tri Pramana) tiga kekuatan utama yang dimiliki manusia sebagai ejawantah kehadiran brahman dalam diri manusia, memiliki tugas menjaga keseimbangan alam mikro dan makro kosmos. Itulah pesan simbolik yang dibenamkan dalam eksplorasi bentuk karya Bhuwana Sakti, sebagai seruan kembali pada kesadaran diri mulat sarira dengan menyadari sepenuhnya disisi manusia secara fisik dan psikis, sehungguhnya sangat terhubungan dengan alam makrokosmos. Apapun yang terjadi di dalam diri manusia dan prilaku manusia akan mempengaruhi alam, bumi dan bahkan jagat raya. Sebagaimana kehendak bebas manusia menguasai segenap potensi alam secara berlebihan dan membabibuta seperti sekarang, mempengaruhi berbagai hal mulai dari kehidupan sosial dengan berbagai ketimpangannya, perubahan iklim dan yang terbaru penciptaan artifisial intelegen (AI), pada akhirnya akan kembali pada manusia itu sendiri.
Item Type: | Show/Exhibition |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NX Arts in general |
Divisions: | Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Craft Department |
Depositing User: | KOMANG AYU SEPTIARI |
Date Deposited: | 13 May 2025 14:15 |
Last Modified: | 13 May 2025 14:15 |
URI: | http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/5730 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |