ISI Denpasar | Institutional Repository

Umbul-Umbul Sebagai Sarana Upacara Agama Hindu Di Bali

I Wayan, Mudra (2011) Umbul-Umbul Sebagai Sarana Upacara Agama Hindu Di Bali. Artikel Bulan Juli (2011), 2 (7). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Umbul-Umbul Sebagai Sarana Upacara Agama Hindu Di Bali) - Published Version
Download (123kB) | Preview

Abstract

Budaya masyarakat Bali yang sarat aktivitas keagamaan, adat, dan seni dengan konsep dasar sistem simbol yang menyatu dan berhubungan erat dengan keyakinan dan kepercayaan pada dewa-dewa maupun totemisme. Sistem budaya yang terdiri dari gagasan, pikiran, konsep, nilai-nilai, norma, dan pandangan oleh pemangku kebudayaan diwujudkan secara yang disebut social system atau sistem kemasyarakatan yang berwujud "kelakuan" maupun material culture "hasil karya kelakuan. Umbul-umbul sebagai material kultur, tidak cukup hanya diberi perhatian/perlindungan. Kreativitas yang inovatif di jaman sekarang perlu diantisipasi dan menjadi tanggungjawab kita bersama khususnya PHDI (Parisada Hindu dharma Indonesia) yang wajib dan berkepentingan dibidang tersebut. Generasi kini tanpa diharapkan telah mencari dan mengupayakan penciptaan karya seni baru seperti umbul-umbul sesuai dengan jiwa zamannya dan secara tidak disadari memilah dan mengesampingkan nilai-nilai filosofis yang terkandung didalamnya. Padahal umbul-umbul terkait erat dengan sarana ritual keagamaam. Perubahan yang kerap terjadi pada jenis umbul-umbul berdasarkan pengamatan yang dilakukan terletak pada penempatan dan struktur yang ada. Kesamaan struktur umbul-umbul yang dijadikan sarana upacara keagamaan dengan yang dijadikan dekorasi dibeberapa tempat umum hampir tidak ada perbedaan. Menurut ketua Parisada Hindu dharma Indonesia umbul-umbul yang disakralkan hendaknya diisi gantungan. Gantungan yang dimaksud mungkin bentuk jantung/hati yang ada pada ujung umbul-umbul. Sedangkan menurut Ida Pedanda Gde Pasuruan dari Griya Sibetan Karangasem, yang terpenting dalam umbul-umbul selain ada gambar naga taksaka sebagai penguasa alam atas, harus ada sigi tiga pada ujungnya. Dan ujungnya itulah sebenarnya yang disebut umbul-umbul. Adapun makna dari umbul-umbul tersebut adalah nada atau aksara nada. Makna dari naga itu sendiri adalah sebagai penuntun atau tali penuntun yang menghubungkan umat dengan tuhannya dalam upaya mendapatkan merta atau kesejahteraan. Sedangkan menurut Ida Bagus Sudarsana seorang agamawan, hiasan umbul-umbul adalah naga gombang sebagai simbol air dan kekuatan wisnu dengan aksara Ungkara.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 19 Aug 2011 03:06
Last Modified: 19 Aug 2011 03:06
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1016

Actions (login required)

View Item View Item