Ni Wayan, Ekaliani
(2011)
BENTUK TARI LEGONG SAMBEH BINTANG.
Artikel Bulan Agustus (2011), 2 (8).
p. 1.
Abstract
Untuk menyatakan ukuran bentuk baik besar maupun kecil dalam seni pertunjukan, pada umumnya dilihat dari jumlah penari yang ditampilkan ketika tarian tersebut dipentaskan, seperti misalnya antara lain sebagai berikut.
Bentuk tunggal yaitu sebuah tarian yang dipentaskan oleh satu orang penari. Misalnya seperti: tari Baris Tunggal.
Bentuk duet yaitu sebuah tarian yang dipentaskan oleh dua orang penari. Misalnya seperti: tari Oleg Tamulilingan.
Bentuk trio yaitu sebuah tarian yang dipentaskan oleh tiga orang penari. Misalnya seperti: tari Legong Kraton.
Bentuk kwartet atau sering disebut dengan kelompok kecil yaitu sebuah tarian yang dipentaskan oleh empat orang atau lebih yang penting di-bawah dari 10 orang penari. Misalnya seperti: Tari Penyambutan.
Bentuk kelompok besar atau massal yaitu sebuah tarian yang dipentaskan secara bekelompok yang pesertanya 10 orang atau lebih. Misalnya seperti: Sendratari.
Tari Legong Sambeh Bintang adalah sebuah tari putri halus yang dipentaskan dalam bentuk tari massal oleh 50 orang penari di setiap penyajiannya. Tari sakral yang menggambarkan para bidadari dari kahyangan ini ditarikan oleh para gadis yang masih suci (belum mengalami akil balik). Mereka dipilih dengan kriteria tertentu yakni gadis tersebut masih suci, namun mereka diyakini bukan kanak-kanak lagi. Sebagaimana tampak dalam foto di bawah ini.
Jika diamati dari wujudnya, tari Legong Sambeh Bintang ini mirip seperti tari Rejang yang umum dipentaskan sebagian besar masyarakat Hindu-Bali untuk persembahan dalam konteks upacara keagamaan di pura-pura. Hal itu dapat dilihat dari busana, ragam gerak serta iringan yang digunakan tarian ini.
Dalam lontar Usana Bali disebutkan bahwa tari Rejang merupakan simbol widyadari yang turun ke dunia untuk menuntun Ida Bhatara ketika suatu upacara piodalan dilangsungkan. Oleh sebab itu, untuk kesucian tarian ini maka tari Rejang ini harus ditarikan oleh gadis yang belum mengalami akil-balik (datang bulan). Sebagaimana tari Legong Sambeh Bintang yang muncul dan berkembang di Desa Bangle Karangasem seperti gambar berikut ini.
Pada hakekatnya seni pertunjukan adalah wadah dari ekspresi perasaan manusia yang terdalam untuk lingkungannya, artinya bahwa perasaan manusia diwujudkan dengan perantara simbol menjadi sebuah karya seni, yang meng-ekspresikan nilai-nilai atau pola budaya masyarakatnya.
4.2.1 Ragam Gerak Tari Legong Sambeh Bintang
Ragam gerak Tari Legong Sambeh Bintang sangat sederhana dan tergolong gerak tari yakni gerakan tari yang dilakukan tanpa mengingisyaratkan sesuatu (murni gerakan tari) seperti gerakan ngelo, nyalud.
Ragam gerak tari adalah suatu motif, jenis gerakan tari. Ragam gerakan tari ini jika disusun menjadi satu kalimat gerak akan dapat memberikan arti atau makna bahkan mengandung sebuah maksud tertentu. Dalam tari Bali, gerakan tari dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : gerak tari maknawi adalah sebuah gerakan tari yang dilakukan tanpa diperindah, namun dapat memberikan sebuah tanda atau simbol tertentu. Contohnya : gerakan menunjuk, gerakan sedih, dan lain sebagainya. Sedangkan gerak tari murni adalah suatu gerakan tari yang tidak mengandung arti apa-apa/murni ungkapan seni.
Terkait dengan hal tersebut di atas, dari hasil pengamatan terhadap tari Legong Sambeh Bintang tampak ragam gerak yang membangun tarian ini lebih banyak terdiri tari gerakan tari murni, yang dilakukan secara sederhana dan berulang-ulang. Beberapa ragam gerak yang membangun tari Legong Sambeh Bintang antara lain adalah sebagai berikut.
a). Agem adalah sikap atau cara pokok berdiri dalam tari Bali, yang disesuai-kan dengan perwatakan karakter dari masing-masing tokoh keras maupun manis (Bandem, 1982 : 3). Dalam tari Legong Sambeh Bintang digunakan dua agem yakni:
- Agem kanan, posisi tangan kanan setinggi daun telinga kiri, posisi tangan kiri setinggi susu.
- Agem kiri, posisi tangan kiri setinggi daun telinga kiri, posisi tangan kanan setinggi susu.
- Posisi tangan, tinggi rendah sesuai dengan berat badan.
- Posisi kaki, jarak dan arah kedua ujung kaki.
- Berat badan, sesuai dengan agem, agem kanan berat badan di kaki kanan, begitupula sebaliknya.
b). Tandang adalah gaya yang merupakan gerakan-gerakan dalam tari Bali sesuai dengan perwatakan tari atau tokoh yang dibawakan. Adapun ragam gerak tandang yang dilakukan dalam tari Legong Sambeh Bintang antara lain sebagaimana tampak dalam gambar di bawah ini. Beberapa gerakan tandang yang dalam tari Legong Sambeh Bintang, antara lain sebagai berikut.
- Ngegol adalah gerakan pinggul yang digoyangkan ke kiri dan ke kanan.
- Ngumbang adalah gerakan berjalan yang dilakukan dengan badan sedikit merendah (ngeed), levelnya tidak berubah dan disertai dengan gerakan kepala ke kiri dan ke kanan sesuai sesuai dengan gerakan hentakan kaki. Gerakan ngumbang dilakukan dengan membentuk lintasan-lintas-an pola lantai seperti ngumbang melingkar yaitu ngumbang dengan membentuk garis melingkar.
- Ngelikas adalah gerakan kaki ke arah samping, menyilang disertai gerakan tangan memanjang ke samping sesuai dengan kaki yang di-gerakkan.
c). Tangkep. Tangkep adalah penghayatan karakter yang dilakukan penari dengan mengubah-ubah ekspresi muka, disertai dengan pandangan mata pada suatu arah. Dalam tari Legong Sambeh Bintang hal ini dilakukan dengan ekspresi manis (tersenyum).
d). Tangkis. Tangkis adalah gerak-gerak peralihan yang di lakukan dalam transisi tari Bali. Agar gerak yang satu dengan gerak berikutnya tetap menyatu.
Seluruh ragam gerak tersebut di atas dirangkai menjadi sebuah kalimat gerak, yang dilakukan atau diperagakan penari sesuai iringan musik pengiring tari Legong Sambeh Bintang ini.
Actions (login required)
|
View Item |