ISI Denpasar | Institutional Repository

DESAIN DAN TEKNIK PRODUKSI KERAMIK

I Wayan, Mudra (2011) DESAIN DAN TEKNIK PRODUKSI KERAMIK. Artikel Bulan Agustus (2011), 2 (8). p. 1.

[img]
Preview
PDF (DESAIN DAN TEKNIK PRODUKSI KERAMIK) - Published Version
Download (246kB) | Preview

Abstract

A. Pendahuluan Kriya keramik saat ini perkembangannya cukup pesat, baik dilihat dari produk/karya, material, jumlah perajin/seniman keramik, atau dari wacana tentang kriya. Produk yang berkembang sangat beragam yang dapat ditinjau dari dua sisi. Pertama, keramik yang perwujudannya untuk sesuatu yang difungsikan, dimasyarakat sering disebut dengan istilah dengan keramik pakai/keramik fungsi (craft as business). Kedua, keramik yang perwujudannya sebagai media ekpresi pribadi, dimasyarakat sering disebut dengan istilah dengan keramik seni, keramik personal, (fine art ceramic atau craft as art). Kalau dilihat dari perkembangan bahan yang dipakai juga mengalami perkembangan yang beragam dan variatif. Bahan yang dipakai oleh pembuat keramik bukan saja dari bahan dasar keramik (tanah liat dan glasir), tetapi sudah mengkombinasikan dengan bahan-bahan pendukung lainnya seperti : cat, pasir, kayu, besi, rotan, dsb. Pemakaian bahan-bahan ini terutama dilakukan pada proses finishing. Pemakaian bahan tambahan yang berlebihan sering berakibat visualisasi karakter keramik menjadi tidak jelas bahkan hilang. Tentu saja kebanyakan orang tidak sependapat jika hal ini disebut sebagai penyimpangan. Kalau ditelusuri banyak faktor yang melatarbelakangi seperti tuntutan konsumen, kreatifitas seniman, dan sebagainya. Jumlah perajin keramik yang ada dewasa ini di Indonesia dan di Bali khususnya, secara kuantitas dan kualitas karya yang dihasilkan juga mengalami peningkatan. Di Bali, telah berkembang perajin keramik yang menghasilkan produk-produk yang mampu menembus pasar internasional. Seperti Cicak Keramik, Cal’ux Ceramik, Bali Pot Keramik, Beji Keramik, dll, memperkaya perusahaan-perusahaan keramik yang telah ada sebelumnya sperti Jenggala Keramik, Jati Agung, Dalung Keramik, dll. Kriyawan keramik yang juga disebut seniman keramik juga mengalami peningkatan, walaupun jumlahnya tidak sepadan dengan perkembangan seniman seni lukis. Di Indonesia kriyawan keramik tersebut dapat disebutkan seperti almarhum Hildawati Soemantri (Mother of Indonesian’s ceramic art), Jane Chen, Suyatna, Widayanto, dan lain-lain. Widayanto terkenal dengan karya-karyanya seperti : serial Loro Blonyo, Ganesha-Ganeshi, dan Ukelan. Selain perkembangan diatas perdebatan wacana kriya juga menarik untuk disimak. Belakangan ini di Indonesia berkembang wacana kriya kontemporer (contemporary craft), merupakan imbas dari conteporary craft yang berkembang di dunia Barat. Munculnya wacana ini bukan dari kriya tradisi yang ada, tetapi berasal dari tradisi akademik yang secara tegas memisahkan art dan craft. Tentu saja istilah ini masih menyisakan kontroversi karena didalamnya mengandung paradoks. Disatu sisi kriya menempatkan diri bersebrangan dengan seni murni (art), namun disisi lain sebutan kontemporer mengacu pada seni masa kini (modern art). Namun dapat diduga bahwa penggunaan istilah “kontemporer” dimaksudkan untuk membedakan diri dengan praktek kriya tradisi. Kriya tradisi lebih merupakan ekspresi komunal, sebaliknya kriya kontemporer adalah ungkapan ekspresi individu. Kaitannya dengan contemporary craft, Peter Dormer berpendapat craft tidak perlu penjelasan atau justifikasi wacana dan teori, mengenai eksestensinya sebagai karya craft. Kekuatan dan nilai karya craft terletak pada apa yang tampil dan terlihat (obsorbed simply by looking). Dari penampilan tersebut akan akan terlihat kualitas teknik, pengolahan material, dan keindahan. Pendapat ini akan menimbulkan anggapan bahwa craft tidak perlu diwacanakan atau diteorikan. Namun dikalangan penganut contemporary craft saat ini cukup produktif. Dari wacana diatas dapat disebutkan jika art adalah pemikiran refleksi idea, dan konsep, craft adalah membuat sesuatu. Atau art merefleksikan daya imajinatif dan kreatif sedangkan craft adalah ketrampilan membuat sesuatu. Sering dikatakan seni rupa modern adalah art without craft. Sulitnya meghilangkan garis batas craft adan art karena di Barat masih didikotomikan, dan ada dua pemahaman yang saling bersebrangan. Disatu pihak konsisten dengan wilayah craft dan tidak mau masuk dalam wilayah seni kotemporer dan dipihak lain justru ingin masuk pada wilayah seni kontemporer sehingga karya-karya kriya yang dihasilkan dapat dinilai dan diapresiasi sebagai karya seni. B. Desain Kriya Keramik Seminar sehari ini fokus pada pengembangan kerajinan yang berhubungan dengan besi, keramik dan bambu, ini berarti goal yang mau dicapai adalah pengembangan desain kriya untuk bisnis. Mendesain keramik bukan berarti aktifitasnya hanya menggambar saja tetapi lebih dari pada itu yaitu merencanakan suatu produk sampai produk tersebut dapat dimanfaatkan atau digunakan secara maksimal oleh pengguna/konsumen. Apa saja yang harus diketahui dan dilakukan dalam mendesain ini? Sumber terciptanya benda kriya/kriya keramik dapat disebutkan sbb : Pasar/Konsumen. Tersedianya bahan Ide perajin Pasar dan perajin. Jika sumber ide dari perajin sendiri, sebelum mendesain sebaiknya diawali dengan suevey pasar untuk mendapatkan jawaban : siapa, apa, bagaimana, kapan dan dimana. Pada survey pasar ini akan dapat juga diketahui apa yang mendasari orang ingin membeli suatu produk. Apakah mereka karena perlu Apakah karena harganya yang murah Apakah karena bentuknya yang menarik. Apakah karena merek yang terkenal Apakah karena buatan luar negeri Apakah karena status simbol kebanggaan. Dalam perancangan produk selanjutnya dilakukan berdasarkan skala prioritas. Dapat diprediksi umumnya orang membeli benda kriya mungkin karena bentuknya yang menarik. Beberapa pertimbangan lain yang mungkin dapat membantu dalam merencanakan sebuah desain kriya khususnya desain keramik antara lain : Menetapkan fungsi dan sasaran pasar. Karya yang direncanakan harus unik dan menarik Menampilkan craftmanship yang tinggi. Menampilkan keindahan. Menampilkan kenyamanan dan keamanan. Harga sesuai dengan kondisi pasar. Sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat yang ada. Tidak merusak lingkungan. Untuk mampu merealisaikan pertimbangan SDM yang harus dimiliki : Mempunyai craftamanship yang tinggi Mampu berpikir dan berkarya kreatif dan inovatif. Mempunyai modal perencanaan yang cukup Kreatifitas merupakan suatu aktifitas tidak hentinya dan selalu muncul dalam mencari ide-ide baru. Kreatifitas berhubungan langsung dengan inovasi dan ide-ide desain yang terus bergerak dan berubah setiap saat sesuai dengan tuntutan konsumen. Seorang yang selalu kreatif biasanya kaya akan ide-ide imajinasi yang kemudian dikembangkan dan dituangkan dalam rancangan desain dengan bentuk gambar-gambar dan model desain. Orang-orang kreatif biasanya berfikir secara analogis, mereka mampu melihat berbagai hubungan yang tidak terlihat oleh orang lain. Berfikikir kreatif dalam medesain benda keramik dapat dilakukan dalam berbagai hal seperti kreatif dalam pengolahan bentuk, ornamen, penggunaan bahan, finishing, kemasan dan lain-lain. C. Teknik produksi Teknik produksi kriya keramik sampai saat ini tidak mengalami perubahan yang terlalu drastis. Dari awal proses produksi masih standar melibatkan tanah liat, api pada proses pembakaran, glasir sebagai pelapis finishing. Teknik pembentukan juga demikian seperti menggunakan teknik putar, casting, pinching dan coil. Pada keramik tingkatan gerabah, finishing memperlihatkan penggunaan berbagai bahan dan teknik sebagai upaya kriyawan mendapatkan hasil akhir yang unik dan menarik. Karena pada proses finishing ini, kriyawan/perajin/seniman keramik dapat berkreatifitas seluas-luasnya dengan media lain. Gerabah Lombok finishingnya dikombinasikan dengan ate, pelepah pisang dan kain batik. Gerabah Yogyakarta menggunakan cat dan prade. Namun yang tidak lasim dilakukan oleh kriyawan keramik adalah membakar keramik diluar tungku. Pembakaran ini dilakukan sebagai proses finishing untuk mendapatkan warna sesuai keinginan kriyawan. Pembakar menggunakan semprotan api dan blower. Teknik ini dalakukan oleh para pembuat keramik di “Barat”. Demikian tulisan singkat ini dapat disampaikan, penulis berharap dapat bermanfaat bagi perajin/desainer kriya peserta seminar sebagai pertibangan dalam mengasilkan karya-karya yang inovatif.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 27 Sep 2011 05:35
Last Modified: 27 Sep 2011 05:58
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1076

Actions (login required)

View Item View Item