ISI Denpasar | Institutional Repository

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna

Ni Luh, Lisa Susanti (2011) Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna. Artikel Bulan September (2011), 2 (9). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna) - Published Version
Download (122kB) | Preview

Abstract

Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna disajikan ke dalam bentuk tari kelompok yang ditarikan oleh tujuh orang penari putri, yang bertemakan perputaran hidup, karena bunga ratna juga melalui suatu proses dalam kehidupannya sebagai tumbuhan. Garapan tari Kembang Ratna menampilkan wujud dan karakter bunga ratna. Karakter dari bunga ratna yang agung, sederhana, dan indah. Sedangkan wujud bunga ratna, yaitu bunga ratna memiliki bentuk yang kecil, namun dapat tumbuh subur di tengah-tengah tumbuhan lainnya, serta dapat layu dan rapuh seiring berjalannya waktu. Durasi yang digunakan dalam tari kreasi Palegongan Kembang Ratna adalah kurang lebih 12 menit, dengan struktur garapan terdiri dari 6 bagian, yang diharapkan mampu menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat terwujud karya seni yang berkualitas. Tempat Pertunjukan Ujian Tugas Akhir Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar diadakan di stage prosenium, gedung Natya Mandala, ISI Denpasar. Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna dipentaskan pada tanggal 26 Mei 2010. Penataan pola lantai biasanya disesuaikan dengan keadaan stage yang berbentuk prosenium tersebut, dan penikmat karya seni hanya dapat menyaksikan pertunjukan dari arah depan saja. Suasana yang ditampilkan pada garapan Kembang Ratna didukung dengan tata lampu (lighting), serta penggunaan layar yang memang sesuai dengan kostum dan kebutuhan garapan. Berikut adalah gambar stage prosenium gedung Natya Mandala, ISI Denpasar, yang dilengkapi dengan pembagian ruang lantai dan arah hadap penari. Kostum/Tata Busana Kostum atau tata busana merupakan salah satu bagian penting dalam penyajian sebuah garapan tari sebagai elemen pendukung tari, karena melalui kostum penikmat dapat menangkap kesan perwatakan dan karakter yang dibawakan sehingga penikmatnya dapat membedakan setiap garapan tari yang ditampilkan. Sebagai wahana intrinsik, penataan kostum atau tata busana dapat mempengaruhi nilai artistik suatu karya seni yang menunjang keberhasilan suatu pementasan. Maka dari itu, perlu dipikirkan mengenai pemilihan warna, dan desain kostum yang harus disesuaikan dengan tema, ide, konsep garapan, maupun efek tata lampu (lighting). Penataan kostum tari kreasi Palegongan Kembang Ratna menggunakan ciri kostum tari Legong yang telah ada. Pengembangan dalam kostum garapan disesuaikan dengan ide, konsep dan kebutuhan garapan dengan masih mempertahankan penggunaan gelungan, bancangan, sesimping, lamak, dan properti kipas. Kostum garapan tari Kembang Ratna menggunakan konsep minimalis dengan didesain sesederhana mungkin tanpa menggunakan banyak aksen prada dan menggunakan perpaduan warna putih susu, ungu, serta hijau yang disesuaikan dengan efek lampu agar tidak terkesan glamour. Penggunaan warna ini didasarkan atas dua macam warna bunga ratna asli, yaitu bunga ratna berwarna ungu, dan bunga ratna berwarna putih, sedangkan warna hijau dapat dikatakan sebagai pemanis. Adapun kostum yang digunakan dalam tari kreasi Palegongan Kembang Ratna adalah sebagai berikut : Hiasan Kepala - Gelungan yang sudah jadi dan terbuat dari kulit, terdiri dari krun, petitis, dan prakapat. - Bancangan dua buah dengan kombinasi bunga kamboja imitasi dan tiruan bunga ratna - Subeng Hiasan Badan - Kain prada berwarna putih susu dengan tepi berwarna ungu - Baju lengan ¾ berwarna putih susu dengan tepi berwarna ungu - Angkin dengan kombinasi warna putih susu dengan ungu - Lamak kain berwarna hijau, dan ungu berisi hiasan tiruan bunga ratna - Sesimping kain berwarna ungu dengan tepi emas berisi glenter tiruan ratna - Ampok-ampok dari bahan kulit dengan kain berlapis pada bagian samping berwarna ungu dan hijau, yang berisi hiasan bunga ratna - Tutup dada berwarna ungu dengan hiasan emas - Gelang kana berwarna ungu dengan hiasan kulit. Tata Rias Wajah Tata rias dalam sebuah garapan tari selalu disesuaikan dengan peran dan karakter tari yang dibawakan. Tata rias wajah bertujuan untuk mempertegas dan memperkuat ekspresi wajah dari para penari. Tata rias yang digunakan dalam tari kreasi Palegongan Kembang Ratna adalah tata rias panggung putri halus, seperti tari Legong pada umumnya karena tidak ada penonjolan karakter tokoh. Adapun perlengkapan yang digunakan dalam tata rias garapan Kembang Ratna adalah menggunakan make up modern sebagai berikut : - Milk cleansing Viva : untuk membersihkan wajah. - Face tonic Viva : untuk menyegarkan wajah. - Alas bedak padat berwarna coklat : untuk foundation wajah sehingga pori-pori wajah tertutupi dan bedak tabur dapat melekat dengan baik. - Bedak tabur Viva : digunakan setelah alas bedak untuk menutupi kekurangan-kekurangan pada wajah. - Pensil alis ranee : untuk menyempurnakan bentuk alis, mempertegas alis, dan digunakan untuk membuat caling kidang (hiasan di cambang) serta srinata (hiasan di dahi). - Eye shadow ranee dan rivera : digunakan pada hidung (berwarna coklat dan putih) untuk mempertegas garis hidung, digunakan pada kelopak mata (berwarna kuning, merah dan biru) untuk memberi aksen pada mata sehingga mata kelihatan lebih hidup. - Air linier cair rubotan : untuk mempertegas alis, dan digunakan pada garis mata atas dan bawah agar kelihatan lebih tajam. - Merah pipi daisy : untuk menutupi ketidaksempurnaan bentuk wajah. - Lipstik ranee : untuk membuat bibir terlihat lebih cantik dan mencegah kekeringan pada bibir. - Bulu mata palsu : agar bulu mata terlihat lebih jelas. Properti Properti yang digunakan dalam garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna adalah kipas, yang telah menjadi identitas dari tari Legong pada umumnya. Dalam mendukung garapan, kipas memiliki peranan yang penting sebagai properti dan bagian dari tari. Penggunaan kipas dapat mendukung suasana dan ekspresi gerak yang ingin ditampilkan. Kipas yang digunakan dalam garapan tari Kembang Ratna terbuat dari kain dengan kombinasi warna ungu, putih, dan hijau yang divariasikan bentuknya, dan dihiasi dengan prada. Musik Iringan Tari Musik merupakan partner tari yang berperan sebagai penegas suasana, gerak, dan penggugah rangsangan estetis bagi penari. Demikian halnya dengan garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna. Musik iringan yang digunakan dalam garapan tari ini adalah gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu. Alasan pemilihan gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu adalah gamelan Semar Pegulingan ini memiliki 7 patutan atau patet yang berbeda, yaitu patet Selisir, patet Tembung, patet Sunaren, patet Lebeng, dan patet Baro. Kelima patet dimanfaatkan untuk pencapaian nuansa yang berbeda dari karakter oktafnya. Penentuan nada tergantung dari pengolahan nada-nadanya, yang memiliki karakter masing-masing secara konvensional. Musik iringan tari ini pada bagian tertentu diisi alunan vokal yang bertujuan mempertegas suasana yang ingin disampaikan melalui garapan tari Kembang Ratna. Pendukung musik iringan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna adalah Sekaa Gong Nataraja, Banjar Mekar Sari, Padang Tegal, Ubud. Sedangkan penata iringannya adalah Dewa Alit. Adapun perangkat gamelan Semar Pegulingan Saih Pitu yang digunakan, terdiri dari : - Satu pasang kendang krumpung (kendang lanang dan wadon), berfungsi sebagai penguasa irama, penghubung bagian-bagian gending, membuat angsel-angsel dan mengendalikan lampah gending. - Empat tungguh gangsa pemade, berfungsi sebagai pembuat jalinan dan ubit-ubitan. - Empat tungguh gangsa kantilan, berfungsi sebagai pembuat jalinan dan ubit-ubitan. - Dua tungguh jegogan, berfungsi untuk memperjelas tekanan-tekanan gending. - Dua tungguh jublag, berfungsi untuk menjalankan patron-patron gending. - Satu buah kajar Palegongan, berfungsi untuk mengendalikan jalannya lagu dan sebagai mat yang tetap berulang ulang terutama pada bagian lagu yang cepat bersama dengan instrumen kendang. - Satu pangkon ceng-ceng ricik, berfungsi bersama kendang dalam mengendalikan dan membuat angsel-angsel dan variasi gending-gending. - Enam buah suling, berfungsi sebagai penghias, pemanis gending dan untuk transisi. - Satu buah kemong, berfungsi untuk mematok ruas-ruas lagu. - Satu buah klenang, berfungsi untuk mematok ruas-ruas lagu. - Satu tungguh gong, berfungsi sebagai finalis dan semi finalis gending. - Satu tungguh kempur, berfungsi untuk mematok ruas-ruas lagu seperti pada bagian pengawak gending pada gending-gending lelambatan.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 18 Nov 2011 02:04
Last Modified: 18 Nov 2011 02:04
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1155

Actions (login required)

View Item View Item