Ida Bagus , Surya Peradantha
(2011)
Bau-Bauan Dan Konstruksi Moral Diri.
Artikel Bulan Desember (2011), 2 (12).
p. 1.
Abstract
Bau-bauan bukan hanya fenomena fisiologis, ia juga fenomena moral, karena bau-bauan dinilai sebagai positif atau negatif, baik atau buruk. Dimensi moral penciuman inilah yang membuat penciuman memiliki makna sosiologis dan ekonomis. Sebuah hipotesis sederhana yang bersifat fundamental pun muncul ; apa yang berbau harum berarti baik, sebaliknya yang berbau tidak enak berarti jahat. Hipotesis ini berlaku dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti pada makanan, lingkungan dan orang-orang.
Bau-bauan dalam makanan merupakan hal penting dan sangat berpengaruh kepada nafsu makan seseorang. Kita selalu berusaha untuk mengeleiminasi bau-bauan yang tidak sedap dalam makanan seperti bau anyir, busuk, masam dan gosong. Bau-bauan seperti itu tentu oleh pikiran kita secara tidak disadari telah memberikan kesan negatif dan sudah tidak layak dimakan.
Actions (login required)
|
View Item |