Pucuk Rejuna

Gede, Yosef Tjokropramono (2010) Pucuk Rejuna. [Show/Exhibition]

PDF (Pucuk Rejuna) Download (1MB)

Abstract

Dalam kehidupan alam semesta, alam menjadi penaung dan pelindung, alam menjadi sahabat manusia. Namun demikian, kadang alam mempunyai peringai sendiri. Sesekali dalam hidupnya gunung batuk mengeluarkan asap, lahar dan bebatuan yang berbahaya. Kadang batuknya berdahak-dahak, namun tak jarang ia juga bagaikan kesurupan yang mengeluarkan serapah dan api-api yang membinasakan. Demikian pula sungai dan lautpun bias tak kalah berulah, ia kadangkala memuntahkan amarahnya membanjiri dan mencerabut semua yang menghalanginya baik itu rumah, hutan, lading dan lainnya. Atau awan dan langit yang memanahi bumi dengan sambaran kilat yg bertubi-tubi dan tebaran air yang dijatuhkan ketanah. Alam bisa mengancam, mencelakakan, bahkan kala kita tak bersahabat dengannya , ia bias murka dengan kita. Demikian pula halnya luar angkasa yang lindah dan lebih luas dari dunia kita, yang seringpula memberikan lemparan-lemparan batu meteorit ke bumi dengan jumlah yang cukup banyak dengan berbagai macam ukuran. Apabila meteorit tersebut berukuran kecil maka akan hancur sebelum memasuki bumi karena terbentur lapisan pelindung bumi dengan terlihat pancaran cahaya, namun bila meteorit yang masuk berukuran cukup besar maka ia pada waktu berbenturan dengan lapisan pelindung bumi, akan tampak pijaran cahaya yang cukup besar dan indah dan seolah-olah memiliki ekor yang akan ha bis seiring hancurnya batu meteorit tersebut menyatu ke bumi. Fenomena tersebut sering dikatakan sebagai bintang berekor. Kaindahan dari pancaran cahaya pijar tersebut tampak seolah-olah seperti bunga pucuk Arjuna yang sedang mekar yang dimana tokoh Arjuna adalah merupakan sosok yang gagah, cakap dan rupawan dalam lakon pewayangan. Keidahan inilah yang menjadikan sumber ide dari karya lukis tersebut diatas yang kemudian dikolaborasikan dengan gaya lukis dekoratif.

Actions (login required)

View Item