ISI Denpasar | Institutional Repository

MOTIF GARUDA DI BALI

Tjok , Udiana N.P., S.Sn.,SH., M.Hum (2011) MOTIF GARUDA DI BALI. ISI Denpasar. ISBN 978-979-3790-23-7

[img]
Preview
Image (JPEG) (MOTIF GARUDA DI BALI) - Cover Image
Download (97kB) | Preview

Abstract

RINGKASAN BUKU Dalam seni kriya di Bali (pahat, patung, ukiran, dan ayaman), motif garuda sering hadir pada setiap benda yang dihasilkan. Motif garuda selanjutnya menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan ini. Garuda adalah makhluk mitologi setengah manusia setengah burung. Garuda sejak dulu sampai sekarang digunakan sebagai simbol-simbol atau perlambangan. Dalam karya seni, garuda digunakan sebagai motif hias pada berbagai cabang seni. Di Bali, motif garuda diterapkan pada segala aspek kehidupan seni dan budaya, terutama dalam karya seni pahat, patung, ukir, dan seni tari. Selain itu dalam aspek keagamaan, garuda digambarkan berupa binatang bersayap yang digunakan sebagai sarana upacara yadnya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976), kata “motif” mengandung arti sebab-sebab yang menjadi dorongan; tindakan seseorang, dasar pikiran atau pendapat, dan sesuatu yang menjadi pokok (dalam cerita, gambaran dan sebagainya).8 Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990), motif hias dijelaskan, sebagai suatu pola atau corak hiasan yang terungkap sebagai ekspresi jiwa manusia terhadap keindahan atau pemenuhan kebutuhan lain yang bersifat estetik. Hal ini diwujudkan dalam kehidupan masyarakat tradisi maupun modern. Motif hias diwujudkan pada berbagai sarana penunjang kehidupan masyarakat, misalnya tempat upacara, bagian rumah, tubuh manusia, pakaian, sarana upacara, senjata, dan berbagai wadah.9 Motif yang dimaksudkan dalam tulisan ini yaitu motif berbentuk garuda atau motif burung sebagai simbol garuda yang terdapat pada karya seni pahat, patung, dan ukir. Dengan adanya konsepsi anthropomorphism, maka garuda dalam seni pahat di Bali diwujudkan dalam bentuk setengah manusia setengah burung, memiliki kaki, tangan, berkepala burung raksasa, dan bertaring, mata dibuat melotot, bersayap, dan ekor dikembangkan ke atas, memakai atribut seperti pada hiasan wayang. Pada ragam hias, garuda dibuat dalam bentuk muka seperti burung, paruh digambar melengkung, bermata bulat, dan gigi dibuat runcing, selalu ditempatkan pada bagian atas suatu bangunan. Perpaduan bentuk garuda dengan binatang lain seperti, singa bersayap, naga bersayap, ikan bersayap, lembu bersayap, dan lain sebagainya. Dalam seni pahat, menurut masyarakat Bali, dianggap memiliki nilai magis, karena perpaduan garuda dengan binatang lain itu diyakini masyarakat sebagai makhluk mitologi yang dapat melindungi masyarakat pendukungnya. Dalam kitab Adiparwa bagian I dimuat kisah Sang Garuda sebagai Burung Dewata.24 Dalam kitab Adiparwa itu diceritakan asal-usul kelahirannya sampai dia menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Garuda diceritakan sebagai anak Dewi Winata dengan bagawan Kacyapa. Sejak lahir dia tidak melihat ibunya, karena diperbudak Dewi Kadru bersama anaknya para naga. Cerita garuda ini dijadikan lambang citra seorang anak terhadap orang tuanya. Untuk dapat membebaskan orang tuanya, garuda harus menukar dengan Amertha (air suci). Oleh karena usahanya yang gigih akhirnya garuda menjadi kendaraan Dewa Wisnu.25 Maka dari itu, dalam mitologi Hindu garuda dipandang sebagai makhluk setengah manusia dan setengah burung. Seni pahat motif garuda yang semula dipersembahkan untuk kepentingan sarana upacara pemujaan telah mengalami perubahan fungsi dan makna simbolisnya, kemudian tumbuh dan berkembang dalam bentuk dan fungsi yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Produk karya seni motif garuda diciptakan dengan daya kreativitas dan imajinasi seperti yang dapat disaksikan saat ini sebagai akibat iklim pariwisata yang berkembang di Bali. Motif garuda merupakan salah satu motif yang berperan besar sebagai unsur hias bangunan. Motif garuda juga berhubungan erat dengan mitologi Hindu, yang terkait dengan kisah suci dan Dewa Wisnu. Maka dari itu burung garuda dan berbagai jenis burung tertentu dihormati sebagai binatang suci simbol dunia atas. Berdasarkan uraian ini sangat tepat bila Bangsa Indonesia setelah terlepas dari penjajahan bangsa asing menetapkan garuda sebagai lambang negara, dengan lima sila yang menjadi pedoman hidup. Lambang negara Indonesia itu disebut Garuda Pancasila dengan semboyan Bineka Tunggal Ika, sebagai simbol persatuan Bangsa Indonesia meskipun berbeda bahasa, suku, seni, budaya, agama, dan adat istiadat. Dalam kehidupan masyarakat Bali, agama Hindu tidak hanya meliputi segi-segi ritual saja, tetapi meresap ke dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini tampak pada dasar-dasar pemikiran dan kepercayaan yang dipakai sebagai landasan dalam mewujudkan karya seni. Seperti masyarakat di daerah Indonesia lainnya, masyarakat Bali pada umumnya adalah masyarakat agraris. Alam pikiran masyarakat agraris menganut kepercayaan animisme dan magis. Kepercayaan terhadap kekuatan dan kekuasaan alam menyebabkan lahirnya adat kebiasaan memuja alam demi keselamatan dan kebahagiaan. Garuda merupakan lambang nasional milik Bangasa Indonesia yang disebut Garuda Pancasila. Simbol atau lambang garuda ini sarat akan nilai-nilai budaya, filsafat, politik, kekuasaan, seni budaya dan sebagai dasar negara yang sangat dihormati. Dengan demikian sepatutnya dijunjung tinggi oleh segenap bangsa dan sebagai lambang untuk mempersatukan Bangsa Indonesia dari berbagai suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda di seluruh wilayah nusantara. Melalui tulisan ini, saran-saran yang dapat disampaikan yakni, dengan semakin derasnya pengaruh eksternal yang datang dari luar akibat perkembangan pariwisata, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fungsi dan makna simbol garuda dari berbagai sudut pandang agar dapat menyeimbangkan dampak-dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya persentuhan kebudayaan tersebut. Demikian juga bagi masyarakat harus lebih menyikapai secara kritis guna mempertahankan dan melestarikan simbol atau lambang garuda dari sudut pandang seni dan budaya yang merupakan lambang nasional Bangsa Indonesia.

Item Type: Book
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Fine Art Department
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 21 Jun 2013 02:46
Last Modified: 10 Aug 2013 17:34
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1733

Actions (login required)

View Item View Item