Tjok , Udiana N.P., S.Sn.,SH., M.Hum
(2013)
GARUDA BALI - PERSPEKTIF CULTURAL STUDIES.
ISI Denpasar.
ISBN 978-602-9320-26-8
Abstract
RINGKASAN BUKU
Isi buku ini sebenarnya merupakan kumpulan tulisan dari pemikiran penulis saat mengikuti program doktoral (S3) Kajian Budaya di Universitas Udayana. Namun, secara keseluruhan didalamnya terjalin satu rangkaian benang merah refleksi kritis penulis yang bisa dirangkum di dalamnya tertuang dalam ekspresi tulisan dan analisis penulis agar pembaca buku ini dapat paham tentang garuda dari perspektif cultural studies.
Buku berjudul “Garuda di Bali dalam Perspektif Cultural Studies”, disajikan kepada pembaca dengan maksud untuk memberikan pemahaman mendalam tentang garuda dalam budaya masyarakat di Bali dari perspektif kajian budaya. Budaya yang dimaksudkan terkait tentang penggunaan, penempatan, dan pemakaian bentuk garuda dalam karya seni seperti sebagai seni pahat, seni lukis, seni ukir, seni tari, dan lain sebagainya.
Tujuan ditulisnya buku ini, sebagai pengeahuan pembaca ketika ingin memahami garuda sebagai produk budaya yang dikembangkan di Bali pada berbagai karya seni rupa. Dibalik itu masih banyak hal yang mesti digali lagi untuk memperluas wawasan terhadap garuda yang banyak digunakan sebai simbol-simbol kebudayaan. Garuda pada dasarnya merupakan makhluk mitologi umat hindu sebagai burung khayangan atau burung surge tunggangan Dewa Wisnu. Garuda menjadi popular ketika diaplikasikan beberapa seniman sebagai karya seni rupa.
Kajian budaya merupakan kacamata pandang dalam buku ini, yang diulas berdasarkan perspektif keilmuan yang tren di era globalisasi ini. Kajian budaya akan mengajak untuk memahami makna di balik makna suatu objek yang akan dibahas. Dengan demikian, buku ini akan menuntun kita mengerti tentang dibalik garuda ternyata ada banyak hal yang dapat di bahas dan diulas untuk memberikan kepada kita wawasan pandang benda budaya yang dihasilkan masyarakat seniman yang ada di Bali.
Sasaran yang diharapkan, dengan membaca buku ini dapat menambah ide-ide seniman akademik dan menumbuhkan motivasi yang dalam dalam mengenal suatu figur yang digunakan sebagai karya seni. Slain itu juga, sasaran buku ini, menggugah para seniman akademik untuk menambah referensi dalam pengetahuannya tentang garuda dalam perspektif kajian budaya.
Hal yang dibahasa dalam buku ini, penulis awali dari konservasi motif hias garuda di Indonesia sebagai produk warisan budaya. Konservasi ini mencakup pembahasan mengenai peninggalan purbakala, fungsi dan makna, dan konservasi peninggalan purbakala. Selanjutnya, dibahas juga mengenai garuda dalam kebudayaan kontemporer di Bali yang banyak membahas mengenai perkembangan sedari zaman dulu hingga kini. Dalam uraian ini, ada dua hal besar yang disinggu yaitu mengenai garuda dalam kebudayaan hindu dan garuda dalam budaya kontemporer.
Kemudia, pada bab berikutnya, mengenai local genius makna penempatan garuda dibahas. Pada bahasan bagian ini dofokuskan mengenai bagaimana memahami local genius, setelah itu, dibahas pula mengenai local genius dari penempatan garuda terkait catur patas yang merupakan konsep penempatan patung di Bali. Masih berkaitan dengan bagian tulisan ini, adanya pendekatan structural Levi-Straus diungkap mengenai makna penempatan garuda di Bali. Setelah beberapa bahasan disampaikan, bagian ini diakhiri dengan membahas makna perubahan fungsi garuda yang terjadi di Bali.
Garuda di Bali perspektif postmodern merupakan bagian yang dibahas terkait dengan teori-teori postmodern dalam menganalisis suatu objek kajian. Dalam postmodern tersebut diungkap pula mengenai adanya narasi kecil tentang garuda di Bali terkait pemikiran postmodernisme Jean-Francois Lyotard. Dan setelah uraian itu, penulis lanjutkan dengan uraian relatifisme makna di balik makna garuda dalam pemikiran postmodernisme Jacques Derrida. Pemikiran postmodern yang lain seperti, pemikiran Michel foucaut melihat sisi lain garuda di Bali diuraikan dengan mengkaitkan pemikiran seorang tokoh terhadap objek garuda yang terdapat di Bali berupa karya seni rupa. Dengan demikian akan memngenalkan para pembaca untuk memahami keunikan di balik garuda di Bali dengan pemikiran posmodernisme Richard Rorty.
Uraian di bagian selanjutnya mengenai bagaimana memahami pemikiran Francois Lyotard dalam menganalisis garuda di Bali. Dalam bahasan ini mencakup tiga hal yang meliputi bagaimana sejarah hidup Jean-Francois Lyotard, kemudian diulas pula mengenai pengertian postmodern Jean-Francois Lyotard dan dibahas juga tentang narasi besar ke narasi kecil pemikirannya dikaitkan dengan cerita garuda.
Masih berkaitan dengan postmodern, dibagaian selanjutnya penulis membahas pemikiran Posmolonialisme dan Kontemporer memahami makna garuda. Kemudian penulis lanjutkan bahasan buku ini mengenai fungsi ekonomi patung garuda dari perspektif kajian budaya. Dalam pada itu ada empat hal yang menjadi pokok bahasan yaitu tentang patung garuda sebagai produk seni yang bernilai, patung garuda sebagai produk penunjang pariwisata, dampak perubahan fungsi dan makna garuda terhadap sosial budaya masyarakatnya, kemudian diakhiri dengan membahas dampak perubahan fungsi dan maka penciptaan karya seni.
Berikutnya, terkait dengan fenomena politik, ternyata garuda menjadi simbol yang menggambarkan sebuah logo partai politik. Untuk itu bahasan difokuskan mengenai politik penempatan simbol garuda pancasila pada masyarakat kontemporer di Bali. Dalam uraian bab ini, penulis bahas mengenai garuda pancasila sebagai lambing kenegaraan yang diekpresikan dalam karya seni, kemudian mengenai lambang garuda pancasila di berbagai tampilan karya seni, serta tentang makna di balik lambang garuda pancasila.
Berkaitan dengan bahasan tentang simbol, buku ini menjelaskan bahwa simbol garuda pada media politik identitas seorang tokoh politik. Masih bertautan dengan simbol, dibahas juga mengenai simbol garuda sebagai media politik identitas yang bahasannya mencakup tiga hal meliputi simbol garuda dalam budaya bali, simbol garuda dalam seni tato sebagai identitas diri, dan simbol garuda sebagai media politik kekuasaan.
Setelah melewati bahasan tentang simbol garuda, buku ini mencoba melakukan dekonstruksi dan reproduksi simbolik menuju pemahaman subjektif tentang simbol garuda. Dekonstruksi dan reproduksi merupakan bagian dari teori-teori dalam ilmu kajian budaya. Dalam uraian bagian ini, ada dua komponen yang dibahas meliputi dekonstruksi simbolik garuda dalam kebudayaan kontem porer di Bali dan mengenai reproduksi simbolik garuda dalam produk budaya.
Mengenai estetika, dalam buku ini juga disinggung. Namun focus bahasannya bagaimana memahami estetika postmodern dari simbol garuda yang telah diaplikasikan dalam karya seni. Pembahasannya mencakup empat hal pokok yaitu pertama, mengenai teori-teori dan konsep postmodern, kedua, estetika simbol garuda dalam kebudayaan klasik Bali, ketiga estetika simbol garuda dalam kebudayaan modern, dan keempat, estetika simbol garuda dalam kebudayaan postmodern.
Pembahasan yang berkaitan dengan produksi dan reproduksi kebudayaan pemaknaan simbol garuda di Bali dalam perspektif postmodern diuraian dengan memperhatikan tiga hal. Ketiga hal tersebut menyangkut reproduksi simbol garuda dan postmodern, posmodernisme dalam melihat sisi lain simbol garuda, dan diakhiri dengan membahas reproduksi kebudayaan dibalik keunikan simbol garuda yang terdapat di Bali.
Kemudian, mengenai fenomena garuda dan Identitas budaya mesti didiskusikan lebih lanjut. Bagian dari bab ini, penulis memfokuskan bahasan mengenai apa itu identitas, representasi, regulasi, konsumsi dan produksi yang kesemuanya itu masih berhubungan dengan kajian budaya.
Diakhir bahasan buku ini, penulis mencoba mengkaitkan garuda dan budaya kontemporer di Bali ditinjau dari perspektif budaya posmodernisme dan pariwisata sebagai kacamata pengamatan. Dalam uraiannya akan ditekankan dan dipilah agar mendapatkan kejelasan dari para pembaca. Hal tersebut dilakukan karena membahas perspektif budaya akan berbeda dengan membahas perspektif posmodernisme, demikian juga perspektif pariwisata.
Demikianlah beberapa pokok bahasan yang dibahas dalam buku ini. Dengan membaca buku ini, selanjutnya dapat menggugah dan memotivasi memunculkan jiwa kreatif untuk memberikan argumentasi yang dalam tentang garuda yang sudah dikenal jauh sebelumnya. Interpretasi dan pemahaman yang dalam memerlukan pengamatan yang khusus serta daya analisa menggunakan ilmu yang berkembang saat ini yaitu kajian Budaya yang berkaitan dengan estetika dalam hal ini ilmu seni patung
Actions (login required)
|
View Item |