ISI Denpasar | Institutional Repository

Pegat Saet

Ni Ketut , Ayu Eprilyanthi (2014) Pegat Saet. Documentation. ISI Denpasar.

[img]
Preview
PDF (Pegat Saet) - Cover Image
Download (131kB) | Preview

Abstract

Tari kreasi baru yang muncul di Bali hingga dewasa ini masih berpijak pada seni tradisi yang telah ada meskipun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini berdampak pada masyarakat sekitar, seperti banyaknya muncul tari kreasi baru yang diciptakan berdasarkan naluri estetik yang dimiliki oleh para seniman tari. Tari kreasi baru memiliki konsep seni yang terbuka sesuai dengan karakter penggarapnya, salah satu diantaranya adalah karakter keras yang diangkat kedalam garapan tari kreasi putri keras. Tari kreasi Pegat Saet merupakan tari kreasi dengan membawakan karakter keras. Hal ini dilakukan karena pengalaman-pengalaman penata tari yang sering membawakan tarian yang berkarakter keras, serta postur tubuh yang dimiliki oleh penata memiliki tubuh yang relatif besar. Sehingga penata tertarik untuk menggarap tari kreasi putri keras dan mengambil cerita tentang Penyalonarangan yang mengangkat tokoh Madusegara (Rarung). Judul Pegat Saet diambil dari cerita Madusegara yang ditolak menjadi murid oleh Walunateng Dirah. Penolakan itu terjadi karena Walunateng Dirah telah salah paham dengan kedatangan Madusegara beserta sang suami yang datang menemuinya dan berniat untuk berguru kepada Dirah. Walunateng Dirah mengira kedatangan Madusegara beserta sang suami ke istananya adalah untuk menantangnya beradu tanding. Akibat dari salah paham tersebut, Madusegara beserta sang suami diusir oleh Walunateng Dirah, dan tidak puas sampai disitu, suaminya kemudian disakiti oleh Walunateng Dirah hingga menemui ajal. Karena melihat kesetiaan Madusegara terhadap sang suami, maka munculah Dewi Durga yang merasa iba melihat keadaan Madusegara. Kemudian Madusegara diberikan ilmu sebelas tingkat oleh Dewi Durga sedangkan Walunateng Dirah hanya memiliki ilmu sembilan tingkat. Maka beradu tandinglah Madusegara dengan Walunateng Dirah dan pada akhirnya perang tanding tersebut dimenangkan oleh Madusegara. Dikarenakan Madusegara adalah seorang sudra, maka ilmu Madusegara diturunkan 4 tingkat oleh Dewi Durga. Pada akhirnya Madusegara memiliki ilmu 7 tingkat dan berubah menjadi sosok I Rarung. I Rarung merupakan abdi setia di istana Dirah dan menjadi murid kesayangan Walunateng Dirah.

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Performing Arts Faculty > Karawitan Department
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 23 Oct 2014 03:38
Last Modified: 23 Oct 2014 03:38
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/1956

Actions (login required)

View Item View Item