I Nyoman , Suardina
(2011)
PENCIPTAAN SENI PEACE BALLISTIC.
Documentation.
ISI Denpasar.
Abstract
Keprihatinan terhadap situasi dunia yang belum pernah mengalami kesadaran akan pentingnya perdamaian di kalangan umat manusia muncul dari berbagai kalangan, utamanya adalah organisasi bangsa-bangsa (PBB) yang sejak awal dibentuk memiliki visi dan misi menjaga perdamaian di antara bangsa-bangsa di dunia. Fenomena yang selalu terjadi di beberapa belahan dunia adalah manusia selalu mengedepankan persaingan dalam hidup, dengan motif- motif kepentingan individu, kelompok, maupun kepentingan suatu bangsa melalui cara yang paling sederhana sampai pada ekspansi dan peperangan menggunakan senjata berat modern. Sampai saat ini, beberapa Negara mengalami kehancuran terstruktur akibat peperangan dengan menggunakan senjata ballistic penghancur masal.
Atas dasar itu tumbuh keinginan untuk berbagi rasa empati, dengan mengekspresikan keprihatinan melalui penciptaan karya Kriya Seni. Bentuk ini terinspirasi dari Lingga yang digunakan sebagai simbol kedamaian dan keteduhan. Badan Lingga dan senjata ballistic (rudal) memiliki bentuk yang mirip, namun fungsinya sangat berbeda. Namun di sini letak daya tariknya sehingga timbul inspirasi untuk menciptakan karya kriya seni dengan judul “Peace Ballistic”. Karya kriya seni ini diciptakan dengan konsep „funny/ humor‟, wujudnya berbentuk rudal, disangga oleh dua kaki binatang kekar sehingga sekilas tampak seperti bentuk kemaluan dan memiliki sayap.konsep karya ini menyodorkan metafora yang mengubah mindset rudal yang menakutkan menjadi benda yang lucu yang menimbulkan rasa humor/ keceriaan dan kedamaian.
Karya Kriya Seni dengan judul Peace Balistic dibuat dalam rangka memenuhi undangan pameran bersama kelompok B.I.A.S.A (Bali Indonesia Sculptors Association) dengan tajuk “Shanti lan Jagadhita” kerjasama dengan Yayasan Santhi Buwana. Pameran ini diselenggarakan berkaitan dengan peringatan Hari Perdamaian Dunia tanggal 21 September 2011 di Desa Budaya Kertalangu Denpasar Bali.
Konsep penciptaan karya kriya seni ini didukung oleh metode penciptaan Gustami yang terdiri dari tiga tahap dalam proses penciptaan seni, yakni eksplorasi, perancangan, dan pembentukan. Metode ini digabungkan dengan kemampuan bisosiasi (berdasarkan penjelasan Bambang Sugiharto) yakni menggabungkan hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan menjadi sebuah metafora yang membentuk makna baru.
Kata-kata kunci: Ballistic, Kedamaian, Kriya Seni.
Actions (login required)
|
View Item |