BANGSING

Ade Putra, Iwan Setiawan and I Ketut, Garwa and Saptono, S.Sen (2017) BANGSING. Documentation. ISI Denpasar.

Abstract

ABSTRAK Pohon beringin merupakan jenis pohon yang memiliki bagian-bagian antara lain: akar tunggang, batang, ranting dan memiliki daun yang sangat rimbun, sehingga dapat memberikan rasa kesejukan dan keteduhan bagi mahluk hidup yang berada disekitarnya. Disamping hal tersebut, pohon beringin mempunyai keunikan yang jarang dimiliki oleh tumbuhan lainnya, yaitu memiliki akar gantung yang tumbuh dari dahan pohon menjulur ke bawah saling berlawanan, memiliki keterkaitan dan terjalin menjadi satu bersama akar gantung lainnya yang disebut dengan Bangisng. Terinspirasi dari hal tersebut timbul keinginan penata untuk mentransformasikan ide garapan ke dalam sebuah komposisi karawitan inovatif dengan menggunakan media ungkap instrumen mandolin3 (tiga) tungguh, beberapa instrumen dari barungan gamelan angklung yaitu instrumen jublag2 (dua) tungguh,instrumen jegog2 (dua) tungguh,instrumen kantilan2 (dua) tungguh dan 5 (lima) buah suling Bali sebagai instrumen tambahan. Garapan ini mengedepankan nuansa sejuk harmoni ke dalam rasa yang halus, lembut dan ritmis, mengaplikasikan elemen-elemen musik seperti melodi, tempo, ritme, dinamika, harmoni, dan yang lainnya diolah menjadi pola-pola baru yang inovatif dalam satu kesatuan yang utuh sesuai dengan interpretasi penata terhadap akar gantung yang disebut dengan Bangsing. Secara struktural garapan ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu bagian pertama, bagian kedua, bagian ketiga, dan bagian keempat. Dari masing-masing bagian memiliki karakteristik musikal tersendiri dengan mencoba mencari kemungkinan-kemungkinan garap baru dengan nuansa sejuk harmonis ke dalam rasa yang halus, lembut dan ritmis. Keseluruhan para musisi dalam karya ini berjumlah 13 orang termasuk penata. Karya ini ditampilkan secara konser di panggung Natya Mandala ISI Denpasar dengan durasi waktu kurang lebih 12 menit. Kata kunci : Seni Karawitan, Komposisi karawitan inovatif, Bangsing ABSTRACT Banyan tree is a type of tree that has parts, among others: roots riding, stems, and has a very leafy leaves, so as to provide a sense of coolness and shade for the living creatures that are around. Bisedes that, the banyan tree has a uniquesness that is rarely owned by other plants, which has a hanging roots that grow from tree branches stretching down opposite, has a linkage and interwined into one with other hanging roots called Bangsing. Inspired by this arises the desire of the stylists to transform the idea into an innovation musical composition by using the medium revealed mandolin instrument 3 (three) tungguh, some instrument from barungan angklung gamelan that is jublaginstrument 2 (tow) tungguh, jegog instrument 2 (tow) tungguh, kantilan instrument 2 (tow) tungguh, and 5 (five) pieces of Balinesse flute as additional instrument. It puts the harmony nuances of harmony into a smooth, mellow and rhythmic taste, applying elmenets of music such as melody, tempo, rhythm, dynamics, harmony, and others are processed into innovative new patterns in one unified whole with a stylist’s interpretation of the hanging roots called Bangsing. Structurally divided into 4 parts namely, first part, second part, third part, and fourth part. From each section has ist own musical characteristic by trying to find new working possibilities with cool harmony nuance into smooth, mellow and rhythmic taste. The entire musicians in this work amounted to 13 people including the stylist. This work is displayed in concert on the stage Natya Mandala ISI Denpasar with duration of approximately 12 minutes. Keywords : Seni Karawitan, Innovative musical composition, Bangsing

Actions (login required)

View Item