DWA PARA

I Kadek , Suryantara Asmara Putra and I Wayan, Suharta and Ni Putu , Tisna Andayani (2017) DWA PARA. Documentation. ISI Denpasar.

Abstract

ABSTRAK Karya ini merupakan sebuah penggabungan karakter tabuh kreasi pada era tahun 1980an dan tabuh kreasi kekinian. Dalam hal ini, penata menceritakan tentang perkembangan tabuh kreasi dengan cara kerja yang berbeda dan motif-motif serta mengolah pola-pola yang khas sebagai identitas yang ada sebelumnya dengan memadukan identitas yang berkembang dewasa ini. Karya ini terinspirasi dari mendengarkan referensi-referensi tabuh kreasi pada era tahun 1980an sampai perkembang tabuh kreasi dewasa ini. Dalam hal ini, penata mencoba menggunakan bentuk-bentuk tabuh kreasi tahun 1980an yang masih menggunakan konsep Tri Angga yang meliputi, kawitan, pengawak, dan pengecet. Penata berusaha menggarap satu perjalanan perkembangan tabuh kreasi guna untuk memberikan pencerahan, bahwa perkembangan tabuh kreasi pada dewasa ini sudah berkembang begitu pesat, jadi bagi seniman yang non akademik bisa menikmati dan bermanfaat bagi seniman yang non akademik karena disini seniman-seniman yang lainnya bisa membedakan dari dua karakter tabuh kreasi Dwa Para. Menganggkat tema dua zaman ini, penata berkeinginan dan mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran atau penjelasan kepada seniman yang non akademik, bahwa inilah perkembangan tabuh kreasi pada dewasa ini. Penata tidak melihatkan perbedaan bentuk akan tetapi ingin menunjukan “dua rasa yang berbeda” dengan memasukakn unsur-unsur musikal, seperti melodi, ritme, tempo, dinamika untuk menciptakan keselarasan serta keharmonisan dalam nuansa garap yang melodis sederhana, tetapi indah dan enak untuk dinikmati. Sehingga terciptalah tabuh kreasi baru yang berjudul Dwa Para. Judul Dwa Para ini dikutip dari bahasa kawi , “Dwa” yang berarti dua, dan “Para” yang berrati zaman, jadi Dwa Para berarti dua jaman berbeda yang digarap atau ditata kembali sesuai dengan daya kreativitas penata dengan menggunakan media uangkap barungan gamelan Gong Kebyar. Kata kunci : Seni Karawitan, Dwa Para, Gong Kebyar ABSTRACT This work is an amalgamation of the character of percussion creation in the era of the 1980s and percussion of the present creation. In this case, the stylists tell about the development of percussion creations with different ways of working and motifs and the peculiar processing as an existing identity of today’s growing. This work in inspired by lisntening to references in the 1980s to the development of today’s creations. In this case, the stylists in this case, the stylists tried to use the forms of creep creation of the 1980s that still use the concept of tri angga which includes, kawitan, pengawak, pengecet. The artist trying to work on a jurney of development of the creation tabuh in order to give enlightenment, that the development of percussion creation in today has grown so rapidly, so for non-academic asrtists can enjoy and benefit non-academic artists because here other artists can distinguish from two characters percussion creation Dwa Para. The theme of these two epochs, the stylist is willing and has a purpose to give and illustration or explanation to the non-academicartists, that this is the development of percussion creation today. The stylist does not see the difference of from but wants to show two different flavors to include musical elements, such as melody, rhytthm, tempo, dynamics to create harmony and harmony in the nuances of a simple melodic but beautiful and enjoyable to enjoy. So it creates a new creations called Dwa Para. The title Dwa Para inu is quoted from the kawi language “Dwa” which means two, “Para” meaning the time, so Dwa Para means two different epochs which are cultivated to my creativity by according to my creativity by using media artiste of barbar gamelan Gong Kebya. Keywords : the art of karawitan, Dwa Para, Gong Kebyar.

Actions (login required)

View Item