ISI Denpasar | Institutional Repository

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL “Lampu Tidur” “Tempat permen#1” “Tempat permen#2”

I Made, Sumantra (2017) DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL “Lampu Tidur” “Tempat permen#1” “Tempat permen#2”. Documentation. ISI Denpasar, Institut Seni Indonesia Denpasar, Jl. Nusa Indah Denpasar.

[img]
Preview
PDF (DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL “Lampu Tidur” “Tempat permen#1” “Tempat permen#2”) - Cover Image
Download (77kB) | Preview

Abstract

Kriya (craft) merupakan salah satu nomenklatur dalam kreatif ekonomi, adapun pengertian ekonomi kreatif yaitu: “ Creative economy where the major inputs and outputs are ideas” demikian John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People Make Money From Ideas. Ide adalah suatu komoditi yang dapat dieksplorasi dengan tiada habisnya. Manusia dengan akal budinya disertai kreativitas yang ditempatkan dalam lingkungan yang kondusif akan mampu menghasilkan produk-produk kreatif bernilai ekonomi. Bidang-bidang yang mencangkup dalam koridor ekonomi kreatif terdapat di dalamnya craft (kriya). Souvenir dan kriyawan merupakan salah satu mata rantai penting industri pariwisata. Hal ini dapat dilihat pada sentral-sentral seni kriya di Bali di mana telah menjadi bagian penting mata rantai kunjungan wisata ke Bali. Melihat potensi kekayaan seni kriya Indonesia yang begitu tinggi menjadi sangat penting untuk dikembangkan menjadi kontributor utama dalam era ekonomi kreatif ini. Karena dari semua nomenklatur ekonomi kreatif yang ada seni kriya tidak tergantung pada teknologi tinggi baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang mahal harganya. Seni kriya sangat sesuai dengan kondisi sosial-budaya Indonesia dan dapat mendorong penigkatan ekonomi kerakyatan. Industri kriya dapat dikembangkan secara padat karya sehingga dapat memberikan pekerjaan kepada masyarakat. Makin menyusutnya sumber daya alam diperlukan suatu kearifan dalam mengolah alam dan cara-cara lain untuk memutar roda perekonomian bangsa Indonesia. Salah satu cara yaitu menerapkan ekonomi kreatif sebagai sumber perekonomian. Pengembangan seni kriya dapat dijadikan suatu model ekonomi kreatif di Indonesia. Seni kriya dapat dilakukan dengan memanfaatkan materi dari alam maupun sentetis. Dengan eksplorasinya material dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bahkan dari limbah sekalipun dapat dihasilkan produk kriya. Namun dalam pengembangan kriya ini, terdapat beberapa permasalahan baik pada produk, pemasaran, SDM maupun sektor pariwisata itu sendiri. Di mana untuk produk kriya terdapat beberapa kasus, produk kriya dirasakan kurang menarik karena bentuknya yang berat dan rentan terhadap kerusakan/ patah. Kriyawan seringkali kurang memperhatikan display produk untuk menarik konsumen (produk kebanyakan ditata seadanya). Seringkali ditemukan, bahwa kemasan produk kriya untuk ritail masih rendah, belum memperhatikan unsur kemudahan, keamanan, estetika, yang bisa meningkatkan nilai jual produk. Interaksi dengan industri sekala besar/ ekspor dan permintaan pasar menjadikan bentuk dan ragam hias produk lokal banyak dipengaruhi oleh unsur luar, sehingga kehilangan kekhasannya. Berdasarkan atas pemahaman tentang ekonomi kreatif yang melanda perkembangan produk-produk kriya dewasa ini, maka sebagai seorang seniman harus peka menangkap gejala-gejala dan merespon yang menjadi isu sentral, yaitu dengan melahirkan karya-karya kreatif dan inovatif yang dapat menjawab jiwa zaman.

Item Type: Monograph (Documentation)
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Fine Arts and Design Faculty > Craft Department
Depositing User: Mrs Dwi Gunawati
Date Deposited: 11 Dec 2017 05:50
Last Modified: 11 Dec 2017 05:50
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2563

Actions (login required)

View Item View Item