ISI Denpasar | Institutional Repository

Transformasi Seni Pertunjukan Bali Menjadi sebuah Industri Kreatif

Ni Made, Ruastiti (2010) Transformasi Seni Pertunjukan Bali Menjadi sebuah Industri Kreatif. ISI Denpasar, Denpasar, Bali. ISBN 978-797-99774-8-9

[img] PDF (Transformasi Seni Pertunjukan Bali Menjadi sebuah Industri Kreatif)
Download (964kB)

Abstract

Masuknya seni pertunjukan Bali sebagai bagian dari industri pariwisata menyebabkan penyajian seni pertunjukan ini harus selalu disesuaikan dengan selera wisatawan (Kayam, 1991). Keppler (1977) menyatakan bahwa seni pertunjukan wisata yang terlalu memenuhi selera wisatawan keberadaannya akan cepat mati (identitasnya hilang), untuk itu perlu diadakan remissance, yaitu upaya menghidupkan kembali. Namun, seni pertunjukan wisata tetap dikemas dalam nuansa tradisi seniman Bali sendiri, di samping masyarakatnya tetap beragama Hindu (Soedarsono, 1999: 127-129). Seni pertunjukan pariwisata, atau “touristic performing art” (Picard, 1990; Dibia, 1997) adalah produk budaya Bali modern. Seni pertunjukan ini mulai tumbuh pada tahun 1930-an ketika mulai datangnya para wisatawan asing ke daerah Bali (Piet, 1993: 76) dan menjadi semakin marak sekitar akhir tahun 1960an. Seni pertunjukan wisata ini tumbuh subur di sekitar daerah kawasan wisata terutama di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kota Denpasar. Berdasarkan catatan yang ada, bentuk-bentuk seni pertunjukan wisata yang berkembang pada tahun 1970-an adalah Barong “Kunti Sraya”, Kecak “Ramayana”, Janger, Tari Legong, dan Sendratari Ramayana (Ramayana Ballet). Perkembangan pariwisata Bali yang mengedepankan kebudayaan sebagai pusat orientasi mengakibatkan pariwisata Bali dikenal sebagai Pariwisata Budaya. Kebijakan Pemerintah Daerah Bali menjadikan sektor pariwisata sebagai industri secara tidak lansung mengayakan kebudayaan Bali, khususnya bidang seni pertunjukan. Sentuhan periwisata mendorong masyarakat seni untuk ikut terlibat dan menikmati segala fasilitas yang diakibatkan oleh hadirnya industri pariwisata tersebut. Dengan hadirnya pariwisata, banyak seni pertunjukan mengalami pergeseran dari bentuk dan fungsinya semula, seperti munculnya seni pertunjukan kemasan baru di Pura Taman Ayun Mengwi, yang pada dasarnya tercipta atas inisiatif para pelaku wisata untuk meraih pasar dalam memasarkan produknya. Seni pertunjukan kemasan baru adalah sebuah paket tontonan wisata yang berskala besar. Seni ini memadukan aktivitas budaya pura (prosesi dan pasar malam) dengan berbagai komponen seni pertunjukan wisata (klasik, tradisional, dan modern) yang diadakan sebagai atraksi wisata.

Item Type: Book
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Faculty > Performing Arts Faculty > fsp
Depositing User: Jaya Semadi I Gst Ngurah
Date Deposited: 29 Aug 2019 14:04
Last Modified: 29 Aug 2019 14:04
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/3303

Actions (login required)

View Item View Item