I Gede, Arya Sugiartha
(2003)
KARAWITAN KEBYAR DI BALI SUATU TINJAUAN TENTANG KETRAMPILAN DAN PENAMPILAN.
Bheri (JURNAL ILMIAH MUSIK NUSANTARA), 2 (1).
p. 1.
ISSN 1415-6508
Preview |
|
PDF (KARAWITAN KEBYAR DI BALI SUATU TINJAUAN TENTANG KETRAMPILAN DAN PENAMPILAN)
- Published Version
Download (258kB)
| Preview
|
Abstract
Seni adalah kegiatan yang terjadi oleh proses cipta-rasa-karsa. Tidak sama tetapi tidak semuanya berbeda dengan sains dan eknologi, maka cipta dalam bidang seni mengandung pengertian terpadu antara kreatifitas, penemuan (invention), dan inovasi yang sangat dipengaruhi oleh rasa (emotion, feeling). Namun demikian logika dan daya nalar mengimbangi emosi dari waktu ke waktu dan kadang-kadang dalam kadar yang cukup tinggi. Rasa timbuk karena dorongan yang disebur karsa, dan karsa dapat bersifat personal atau kolektif tergantung dari lingkungan dan budaya masyarakat.
Sebagai bagian dari aktifitas budaya, kesenian direalisasikan dalam berbagai bentuk baik berupa benda-benda kongkret seperti lukisan, patung, grafis, relief, reklame maupun peristiwa-peristiwa seperti tarian, lagu, syair, yang dinikmati melalui indra mata dan telinga. Sepintas lalu memang demikian adanya bahwa kehadiran suatu karya seni tidak lepas dari peran kedua indra tersebut. Seni music baik vocal maupun instrumental dinikmati melalui indra telinga secara auditif. Sedangkan lukisan, patung, dekorasi, relief dinikmati melalui indra mata secara visual, begitu pula teater, drama, wayang wong, calonarang dinikmati melalui indra telinga dan mata secara audio visual. Namun perlu disadari bahwa menikmati suatu karya seni tidaklah mutlak hanya mengandalkan peran panca indra semata. Setelah penangkapan dan pencerapan oleh indra tersebut, proses berlangsung dalam jiwa manusia yaitu proses psikologis dan spiritual, proses jiwa dan budi. Aktifitas dari jiwa manusia semaca ini akan melahirkan apresiasi yang dilanjutkan dengan evaluasi atau penilaian.
Musik sebagai salah satu cabang seni yang memilik wujud ideal, prilaku dan fisik, secara audio dicetuskan lewat keindahan suara yang dipancarkan. Sebagai wujud visual seperti fisik instrument serta penampilan para musisi, juga menerapkan salah satu obyek penikmatan seni yang mampu memberikan kesenangan dan kepuasan bagi si penikmat. Michael Jackson seorang super star music bangsa amerika yang pada tahun 1984 mampu menyabet delapan buah Gramy Award, adalah terkenal bukan hanya karena suaranya yang nyaring, akan tetapi ia selalu dikenang dengan gaya dan penampilannya yang unik dan memikat. Begitu pula si Raja Dangdut Rhoma Irama digemari bukan hanya lantaran suaranya yang merdu, bunyi gitarnya yang nyaring, tetapi acting dan penampilan Rhoma serta para musisinya yang tergabung ke dalam Soneta Group mampu memikat penontonnya. Secara auditif music adalah suara yang merdu dan enak didengar, namun perlu disertai ungkapan music enak dilihat terutama dalam fungsinya sebagai seni tontonan (presentasi estetik)
Actions (login required)
|
View Item |